Thesis Dilemma | Don't be Affraid

in life •  7 years ago 

...السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai rakan steemians dimanapun anda berada...
Pasti kalian pernah dong merasakan gimana rasanya menjadi mahasiswa, seru gimana gitu,hee

steemians wherever you are ...
Surely you have experienced how it feels to be a student

Ternyata seperti ini rasanya jadi mahasiswa tingkat akhir, sering dirundung rasa gelisah yang tak menentu dan terkadang malas untuk berinteraksi dengan teman-teman, apalagi kalau jumpa teman seangkatan dan adik kelas, wah gawat nih,,,, pasti bakal banyak banget pertanyaan yang tidak enak untuk didengar.
yang pertanyaannya selalu gini “sob, udah beres skripsi nya ?”, (teman se –angkatan ) “bang kapan sidang?”, “bang kapan wisuda ? (adik kelas) pertanyaan seperti ini selalu ditanyakan oleh orang yang berbeda tapi pertanyaannya sama, nah disitu yang bikin kesal.

It turns out that students end up, often experience an uncertain anxiety and sometimes lazy to interact with friends, especially if you meet with classmates and sister classes, The question is always "finished his thesis?", (Classmates) brother has graduation? (sister class) questions like this are always asked by different people but the question is the same.

Dan satu hal lagi yang selalu ada dipikiran mahasiswa tingkat akhir ,kenapa ya harus ada prosedur seperti ini? Kenapa ya harus skripsi?

And one more thing that always exist in the mind of the final student, why should there be a procedure like this? Why should there be a thesis?

Di Kampus, hal yang sangat diinginkan mahasiswa seperti saya adalah kehadiran “Dosen”. Dosen sangat dinanti-nanti, bahkan untuk saat ini kehadiran dosen sangat saya inginkan ketimbang kehadiran kekasih,,,heeee

at university, the thing that the students really want like me is the presence of "Lecturers". Lecturers are highly anticipated, even for now the presence of lecturers I really want rather than the presence of a lover

Dan hal yang menyakitkan serta membosankan ketika mengajukan skripsi adalah revisi, revisi dan revisi lagi. yang ketika ingin jumpa dengan dosen kita harus menunggu bahkan tekadang memakan waktu berjam-jam, dan akhirnya revisi dan revisi lagi.

And the painful and boring thing when submitting the thesis is revision, revision and revision again, that if you want to meet with lecturers we have to wait even hours and finally revised and revised again.

Banyak sekali hal yang tidak terduga dan bisa dikatakan serba kebalik ketika menjadi mahasiswa tingkat akhir. Yang dulu nya barengan kemanapun dengan teman ketika kuliah, sekarang harus sendiri. Yang dulunya kuliah di kelas, sekarang diruangan dosen atau dimanapun untuk menyelesaikan skripsi. Yang dulunya dosen nungguin mahasiswa, sekarang mahasiswa yang nungguin dosen. Tetapi dimasa seperti inilah saya mengerti bahwa kita tidak selalu harus bergantung terhadap orang lain, adakalanya kita harus mengerjakannya dan berjuang sendiri.

Many are unexpected and can be said all-round when the last student. The one with college friends, now must be alone. Who used to study in the classroom, now the lecture room or anywhere to complete the thesis. Once a lecturer waits for a student, now a student who waits for a lecturer. But at such times I understand that we do not always have to depend on others, sometimes we have to do it and fight for ourselves.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

kalhe mandum

Ka follow long ile

Sep panyang ka tuleh status

nyan uneq2 bang