Memilih Pemimpin Menjelang "PEMILU" Menuju Indonesia Sejahtera

in life •  7 years ago 

818479_03255914062017_pilkada.jpg
Sumber

Menjelang Pemilihan umum tahun 2018 dan juga pemilihan secara langsung tahun depan pilih Presiden, Wakil Rakyat di Parlemen juga Gubernur dan Bupati secara serentak oleh masyarakat yang sudah memenuhi kriteria secara Undang-undang. Bila sudah berumur tujuh belas tahun, akan memenuhi kriteria sebagai pemilih pemula. Dalam negara demokrasi pemilihan secara langsung itu harus bebas dari paksaan dari siapapun dalam memilih pemimpin selama lima tahun mendatang itu.

Pemimpin adalah orang –orang yang diberikan amanah (kepercayaan) oleh rakyat, masyarakat serta pemerintah agar dapat diharapkan melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya sesuai dengan kedudukan dan jabatannya yang diembankannya. Rasulullah SAW, dalam sebuah Hadits mengingatkan kita bahwa " Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan dan pengabdi kelompok tersebut". (Al-Hadits). Jadi semestinya seorang pemimpin hendaklah melayani dan menolong orang yang dipimpin untuk mencapai kemajuan, kesejahteraan umat dan keselamatan serta kebahagian di dunia maupun di akhirat.

Namun demikian, ternyata banyak pula pemimpin yang tidak sukses dalam memimpim masyarakatnya. Dikarenakan seorang pemimpin yang tidak melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Banyak pemimpin yang dipaksa mundur atau terpaksa mundur dari jabatannya sebelum habis masanya kepemimpinannya. Juga terpaksan turun dengan diadili oleh rakyatnya sendiri, sehingga mereka malah ada yang dipenjara dan lain sebagainya. Kalau kita melihat itu semua disebabkan ada beberapa faktor antara lain adalah:

Pertama, seorang pemimpin tidak menjalankan Amanah, pemimpin yang tidah melakukan amanah yang diberikan kepadanya, dari itu tidak menjalankan amanah maka pemimpin tersebut akan lupa hakikat kepentingan yang sesungguhnya, atau karena terpengaruh dengan kemewahan duniawi sampai tidak menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya. Akibat lalai dan terpengaruh duniawi, amanah kepemimpinan tak dilaksanakan. Dia terlena dengan kelezatan duniawi dalam mengambil peluang untuk mencari keuntungan dan kekayaan duniawi, sikap dan perilaku seperti itulah yang kemudian melahirkan berbagai penyimpangan. Dari penyimpangan itu timbul ketimpangan dan kesenjangan hidup di masyarakat akibat mengabaikan amanah dari masyarakat. Allah SWT menjelaskan dalam Alquran : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menjalankan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan suatu hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil” (Q.S. An-Nisa : 58). Dari ayat tersebut Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan kepada para pemimpin : “Siapa saja yang dianugerahkan Allah sebagai pemimpin, tetapi dia tidak berbuat sesuatu untuk kebaikan rakyatnya (malahan sebaliknya menipu dan menzalimi rakyatnya ), Allah mengharamkan surga untuknya”. (HR. Bukhari).

IMG_2877.JPG
Dokumen Muhsin

Kedua, Pemimpin tidak melaksanakan kejujuran dan keadilan, Pemimpin yang tidak jujur dan tidak adil mereka menganggap nilai materi lebih tinggi dari pada nilai kejujuran, sehingga apabila mereka berhadapan dengan suatu yang mendatangkan materi atau keuntungan duniawi, kejujuran tidak ada harganya sama sekali. Maka timbullah kedustaan dan kemunafikan serta kezaliman terhadap rakyat. Pemimpin yang tidak jujur itu memang pandai, tetapi pandai menipu rakyat, mereka tidak sadar bahwa kepemimpinan itu ada kepercayaan masyarakat kepadanya. Ketika sebelum terpilih mereka berjanji akan belaku jujur dan adil terhadap masyarakatnya, akan tetapi setelah terpilih akan lupa janji itu. Semua kepentingan rakyat, bahkan kepentingan agama tidak mereka laksanakan dengan baik. Maka dalam sebuah Hadits Rasulullah Sallallahu alaihiwassalam bersabda : “Sesudahku nanti akan ada pemimpin-pemimpin yang berdusta dan berbuat zalim, siapa yang membenarkan kedustaannya dan membantu kezalimannya, maka ia tidak termasuk golongan dari umatku dan aku juga tidak termasuk darinya dan ia tidak akan datang ketelaga (yang ada di surga)”. (Riwayat, Nasa’i ). Hari ini Pemimpin yang jujur adalah diharapkan oleh semua orang dalam menjalankan kepemimpinan secara amanah, fathanah dan jujur. Kepemimpinan Oleh seseorang perlu disadari bahwa kejujuran itu sesungguhnya amat tinggi harganya dihadapan Allah SWT. Kejujuran juga amat besar nilainya dimata masyarakat. Maka itulah kejujuran merupakan tolok ukur kepercayaan masyarakat, merupakan cermin kemuliaan di dunia dan apalagi di akhirat. Dalam Alquran Allah SWT menjelaskan : “Hai orang-orang yang beriman, bertawakkallah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur”. (Q.S. At-Taubah: 119).

images.png
Sumber

Ketiga, Seorang pemimpin yang berakhlak mazmumah dan kemunafikan. Bila suatu umat dan lembaga organisasi dipimpin oleh orang-orang yang berakhlak buruk tidak bermoral dan kepribadiannya yang jauh dari nilai-nilai agama serta akhlak yang mulia, maka bisa dipastikan umat atau rakyat itu akan mengalami penderitaan dan kesengsaraan. Pemimpin tidak akan takut dengan ancaman azab dari Allah SWT, mereka tidak sadar bahwa akan ada kehidupan yang kekal selamanya yaitu akhirat. Dengan ini Allah SWT berfirman : “Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan akan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras (munafiq)” (Q.S. Al-Baqarah: 204).

images (1).jpeg
Sumber

Keempat, Bila pemimpin yang tidak kapabel dan kredibel yaitu pemimpin yang kurang cakap dan Fathanah, cerdik, dan tidak memiliki kesanggupan dalam memimpin serta tidak memiliki visi dan misi kedepan. Dalam Islam disebut sebagai orang yang tidak fathanah. Tugas kepemimpinan di masyarakat sungguh berat, apalagi jika kepemimpinan itu ada berbagai persoalan yang dihadapi secara komplek. Karena itu kepemimpinan sangat menuntut seseorang pemimpin yang fathanah dan cerdik, yakni cakap, pandai, cerdas, punya kesanggupan dan memiliki visi jauh kedepan. Pemimpin yang mampu dan fathanah itulah yang akan mampu memimpin dan membangun masyarakatnya, atau dimanapun ia memimpinnya dalam hal ini Allah Subhanawataala berfirman : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan (mauidhah) pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (Q.S. An-Nahl: 125). Maka dari itu mari kita bangun dan memberikan dorongan kepada masyarakat kita di seluruh Indonesia untuk memilih pemimpin yang PUNYA fathanah, kredibel dan kapabelity, sehingga bisa memimpin bangsa dan agama ini dengan sukses, aman dan sejahtera kedepannya, amin.

DQmaUJN1fyTjtEojxyiQHALVEQmPna9CwzfdyvWYn3dXtd6_1680x8400.jpeg

Meulaboh, 20 Maret 2018

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

2019 juga nampaknya perlu diperhatikan pak @muh, di Singkil sendiri, para caleg sudah mulai bermunculan, dengan kampanye kecil kecilan mereka, seperti mngadakan turnament dan lain sbgainya.

Pilih orang 2 yg amnh dan jujur