Di Antara Dua Pilihan

Assalamu'alaikum ...

Tak ada kegagalan yang sia-sia. Mungkin kalimat ini masih dan mungkin tetap saya percayai sebagai motivasi.
Berawal dari kisah setelah pernikahan yang harus terpisah dari suami, dilanjutkan pertanyaan dari sekitar tentang "mengapa..., mengapa, dan mengapa" karena mereka melihat nasib saya begitu miris. Pertanyaan-pertanyaan itu tak mampu saya menjawabnya. Karena bagi saya itu mungkin sudah jalan hidup dan sebagai konsekuensi dari pilihan saya. Bukan hanya pilihan hati yang mau menerima lamaran dari seorang pemuda tapi juga memilih tempat mengabdi. Dulu saya mengikuti ujian di dua departeman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Agama. Kehendak Allah saya lulus kedua-duanya. Berkah itu ternyata menimbulkan masalah baru. Mana yang saya pilih?
Selain saya semua menyarankan Depdikbud. Berat memang jika tanpa dukungan.
Tapi saya yakinkan saja bahwa inilah pilihan saya, dan saya tidak akan pernah menunjukkan penyesalan telah memilih Depag.
Tidak akan pernah bibir ini berucap, ah, seandainya.... tentu saya ....
Sehingga orang-orang yang tidak setuju dengan pilihan saya, akhirnya bungkam semua.
Inilah hidup yang penuh dengan pilihan.
Ibarat sebuah karangan seratus kalimat, yang mana setiap kalimat dibuat oleh orang yang berbeda. Lalu cerita itu diganti lagi oleh orang yang berbeda pula, maka ceritanya akan berganti walaupun dimulai dengan satu kalimat yang sama. Satu kalimat yang sama itu adalah HIDUP. Selanjutnya adalah pilihan-pilihan yang disediakan Allah berdasarkan kemampuan olah pikir kita.

Pilihlah dan bertanggung jawablah dengan pilihan kita.
Terima kasih
Semoga bermanfaat dan jangan lupa diupvote ya?