The words are like noiseless bullets, sharper than the sword incisions, they do not hurt the physical but the inner. They can be wings for those who dream of wanting to fly, they can also be the ocean that is drowning. But I believe that words are nothing but "shadow" of reality, words are branches of reality. If the "shadow" alone can captivate, how dazzling is the power of the shadows?
On TV at this time started a lot of news about the campaign. The way the campaign is the same, just the place just different money. They are all supported by the party, in quotation marks, willing to admit or not, they are party messengers. The philosophy of the campaign was like a bedtime fable read by a grandfather to his grandson.
We are like a swan population lurked by a herd of wolves, after being spied on, they pounce. This application is when they campaign, and after they are satisfied (elected), the swans come to the herd of wolves, the geese ask the wolves to eat them. The wise swans will learn to practice flying only when the wolves come they will fly. If it's hard to learn to fly, just swim.
Referred to as a party messenger with quotes, it is still natural and respectable. Called as a wolf, it is certainly graceful and powerful.
If called a party babu? Such a thing, in the point of view of ancestors, is called lamiët.
The geese are beautiful, the white feathers, the yellow beak, sometimes they are also aggressive (I've been chased by a goose duck). The beautiful swans will not allow themselves to be dipeulamiët by lamiët.
In this case: Homo homini lupus, meaning: man is a wolf for other human beings.
INDONESIA VERSION
Di TV saat ini mulai banyak berita mengenai kampanye. Cara kampanyenya sama, hanya tempatnya saja uang beda. Mereka semuanya didukung oleh partai, dalam tanda kutip, mau mengakui atau tidak, mereka adalah pesuruh partai. Filsafat kampanye itu mirip fabel sebelum tidur yang dibacakan oleh seorang kakek kepada cucunya.
Kita itu bagai populasi angsa yang diintai oleh sekawanan srigala, setelah diintai, mereka menerkam. Ini aplikasinya adalah saat mereka berkampanye, dan setelah mereka kenyang(terpilih), angsa-angsalah yang mendatangi sekawanan srigala itu, angsa-angsa meminta pada srigala untuk memakan mereka. Angsa-angsa yang bijak akan belajar berlatih terbang saja, saat srigala datang mereka akan terbang. Jika sulit belajar terbang, berenang saja.
Disebut sebagai pesuruh partai dengan memakai tanda kutip, masihlah wajar dan terhormat. Disebut sebagai sebagai srigala, tentulah anggun dan kuat.
Jika disebut sebagai babu partai? Hal yang demikian itu, dalam sudut pandang leluhur disebut lamiët.
Angsa itu indah, sebagaian berbulu putih, paruhnya kuning, terkadang mereka juga agresif(aku pernah dikejar itik angsa). Angsa-angsa yang cantik itu tidak akan membiarkan diri mereka dipeulamiët oleh lamiët. Dalam hal ini: Homo homini lupus, artinya: manusia adalah srigala bagi manusia lainnya
saya dah nggak mau nonton TV berita dan hiburan merusak!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Itulah, kak. Suntuk setengah mati saya. Di TV, 99 persen acaranya sampah, di Aceh bioskop tidak ada, dan saya juga belum menikah.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit