clockwise

in life •  6 years ago  (edited)

_DSC0100.JPG

Di detik pertama, jiwa mulai kembali ke kehidupan jasad. Berfikir kembali tentang apa yang harus diselesaikan, apa yang harus dilakukan. Setiap kepala akan berpikir tentang keharusan bergerak, mencari selembar demi selembar yang mereka sebut uang namun menganggapnya sebagai patokan kehidupan.

Seringnya, keengganan merusak rasa pagi bersemayam. Bukan tentang 'malas' tapi lebih pada rasional, "untuk apa mencari apa yang di buat oleh kehidupan?". Bukankah ini hidup yang hanya membutuhkan rasa sebagaimana kehidupan bawa.

Bukankah waktu tidak membatasi umur? ataukah umur yang membatasi waktu?
Masih di angka yang sama, dua puluh empat jam sehari. Namun, damai berbeda. Senyum berbeda. Rasa berbeda. Pergulatan emosi berbeda.

Adakah yang membatasi kebahagiaan?
Adakah yang menyempitkan kesempatan untuk menikmati pagi dan sepanjang matahari serta bulan tak lelah duduk bergantian?
Adakah yang menanam benih kesengsaraan rasa?

inikah lupanya manusia akan aturan waktu?
Kedua jarum jam yang pada hakikatnya bergerak tidak seirama, akan kembali menyatu saat berada di angka 00:00. Namun, kembali bergerak tak seirama setelahnya. Tidak bisakah manusia mempertimbangkan konsep perbedaan ini?
Mengapa masih terus bergulat dalam tuntutan untuk hal-hal yang sama?
Mengukur kehormatan dengan ukuran yang sama?
Membuat kebaikan di tindakan-tindakan yang sama?

Inikah lupanya manusia?
Aku telah lama lelah menyandang nama yang sama "manusia".

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

heepy mum