"Di satu titik, kamu akan menentukan satu hal yang hanya kamu bicarakan. Tidak semua hal harus di kuasai".
Segelas espresso menguatkan pendengaran ku, memberikan dorongan untuk berpikir lebih keras, menikmati setiap tegukan untuk setiap pilot project di kepala lawan bicara hari ini.
Banyak hal sepertinya bisa dijadikan tema, pada saat pertemuan selanjutnya. Karakter, latarbelakang, pemahaman, sudut pandang, prinsip itu yang membuat sosok di balik laptop, cangkir, gawai, kunci, tas, dan kotak pensil itu akan ku temui kembali.
Fokus pada hal yang membuat bahagia, bayangan yang menjanjikan yang beliau sajikan. Bahasa akademisi yang mengingatkan pada sosok-sosok inspirasi lain tiga tahun lalu. Semua harus di maksimalkan, di pertanggung jawabkan.
Jangan fokus pada apa yang di hadirkan lingkungan, fokus pada apa yang bisa kita perbuat.
"Tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, pada akhirnya orang akan menilai kita dari apa yang sudah kita perbuat", dengan keyakinan dan bahasa tulus, kakak yang satu ini mengisi beberapa laci informasi di kepalaku.
Merasa bersyukur ketika mendapat kesempatan untuk mendengarkan kata-kata dari sosok-sosok seperti ini.
Ini salah satu alasan mengapa warung kopi mengikat banyak ingatan penting di memoriku.