bahasa indonesia
KATA BIJAK DARI YANG TERTINDAS
Orang-orang banyak yang bilang padaku; jika kita jadi orang kaya, berduit, punya jabatan atau katakanlah jika kita sebagai "orang penting" di mata publik, maka apapun omongan kita, tutur kata kita, pasti didengar orang. Walau pun yang kita keluarkan seperti kentut, namun orang-orang tetap saja meresapinya dengan rasa penuh kekaguman.
Tapi kali ini beda sekali bagiku. Aku malah lebih suka mendengar saran-saran atau petuah-petuah dari orang-orang yang tertindas. Contoh saja, seperti orang miskin yang dimiskinkan penguasa. Di sini, saya tidak menyebutkan jika orang miskin; adalah di miskinkan oleh Allah. Tapi, orang-orang kelas bawah itu, di miskinkan oleh penguasa negeri. Jelas sudah, tak perlu dipersoalkan tentang itu. Yang namun aku sedang mempersoalkan tentang yang satu ini: yakni omongan orang-orang tertindas yang kukagumi.
Ini merupakan sebuah spirit bagiku tadi siang, saat sedang bekerja di Cunda dan Pajak Kota Lhokseumawe. Dengan tidak sengaja, aku bertemu dan bercakap-cakap dengan seorang penjual ikan teri kering di pinggiran jalan Stasiun, Cunda. Dalam pembicaraan mengenai usaha kecilnya itu, yang tiap hari menjual ikan teri kering keliling di berbagai tempat, pedagang yang berusia sekitar empat puluh tahun itu sempat mengeluarkan kata:
"Jika kita tidak berani mengambil resiko, maka kita tidak akan menang dalam melewati bermacam masalah..."
Dari perkataannya itu, aku menganggap itu adalah sebuah kata mutiara yang sangat bermakna. Karena kata-kata demikianlah yang membuatku kagum. Karenanya lahir dari seorang pekerja keras, bercucuran keringat mengais rejeki demi menghidupi keluarganya. Dalam benakku, kata-kata demikianlah yang sepatutnya kukagumi, dibanding kentut-kentut Bupati, Walikota atau Gubernur, yang banyak membuat luka di hulu hati.
Nah, ada satu lagi kata bijak dari temanku bernama Musnadi, pria lajang dari Peudada. Seharian penuh aku bersamanya, hingga tadi sore saat aku berada di Pasar Kota, kami sempat membicarakan tentang membangun bisnis, yakni bisnis bakery. Tak dinyana, dari mulut pemuda ganteng itu keluar sebuah kata bijak yang menurutku juga termasuk suatu masukan yang sangat luar biasa hebatnya. Kawan, bunyinya begini:
"...jika kita takut gagal, maka kita akan selalu dalam kegagalan. Orang-orang sukses itu tidak takut atas kegagalannya. Dan orang-orang yang tak sukses itulah yang tak menyadari bahwa ia sedang memelihara kegagalannya sendiri."
Usai mendengar kata-katanya, tak sampai dua detik, aku meloncat-loncat kegirangan bak seorang anak yang dibelikan kembang gula oleh ibunya. Menurutku itu adalah kata-kata penting dari pemuda kampung yang tak punya banyak uang, namun ia gigih dalam pekerjaannya sehari-hari sebagai salesman.
"Amazing bro!!! I like you today!!!" teriakku, tepat pada muka Musnadi. Dan ia pun tertawa terkekeh-kekeh.[]
english by google translate
THE TREATED WORD FROM THE TREATMENT
Many people tell me; if we become rich, rich, have a position or say if we as "important people" in the public eye, then whatever we say, we say, must be heard. Despite what we spend like fart, but people are still pervasive with a sense of admiration.
But this time is very different for me. I prefer to hear suggestions or suggestions from the oppressed. Examples, like the poor impoverished by the authorities. Here, I do not mention if the poor; is impoverished by God. But those lower classes, impoverished by the rulers of the land. Obviously, no question about that. Which I am still questioning about this one: the talk of the oppressed people I admire.
This is a spirit for me this afternoon, while working in Cunda and Tax Lhokseumawe City. By accident, I met and chatted with a dried anchovy seller on the outskirts of the station, Cunda. In a conversation about his small business, which daily sells dried dried fish everywhere, the forty-year-old merchant could say:
"If we do not dare to take risks, then we will not win through a variety of problems ..."
From his words, I consider it a very meaningful pearl word. It is because of these words that amaze me. Therefore born from a hard worker, sweating puddle to earn a fortune to support his family. In my mind, such words should I admire, rather than the farts of the Bupati, the Mayor or the Governor, which make many cuts in the midriff.
Well, there's one more word of wisdom from my friend named Musnadi, single guy from Peudada. All day I was with him, until this afternoon when I was in the City Market, we had talked about building a business, the bakery business. Unexpectedly, from the handsome young man's mouth came out a word of wisdom which I think also included a very extraordinary input. Comrade, it goes like this:
"... if we are afraid to fail, then we will always be in failure." Successful people are not afraid of failure, and those unsuccessful people do not realize that he is keeping his own failures. "
After hearing his words, less than two seconds, I jumped up for joy like a child bought candy by her mother. I think they are important words from the village youth who do not have much money, but he is persistent in his daily work as a salesman.
"Amazing bro !!! I like you today !!!" I shouted, right at Musnadi's face. And he laughed and chuckled.[]
#acehsteemit #communitysteemitindonesia #communityacehsteemit #life #humor #lovely
Kami sudah upvote..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih @puncakbukit. Semoga berjaya..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Udah ya kawan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit