Hari Pertama Kuliah

in life •  6 years ago 

Gambar ilustrasi. Sumber gambar : news.okezone.com

Rintik hujan mulai mereda di luar sana, azan hampir segera berkumandang. Sedangkan aku masih terpaku di atas kasur, rasa kantuk ini membuat aku ingin melanjutkan tidur ku. Setan terus berbisik agar aku meninggalkan Shubuh untuk hari ini.Tapi para setan hanya merayu ku, itu hanyalah rayuan, semuannya tergantung pada ku.

Tapi sepertinya setan akan kalah di pagi ini. Tak lama kemudian, azan Shubuh pun berkumandang, sebuah seruan memanggil seluruh umat Islam mengerjakan shalat. 

Aku bangun dari tidur ku dan keluar dari mimpi indah. Meskipun di waktu shubuh, dan sepertinya nanti tak ada anak gadis yang melihat, aku tetap harus tampil rapi. Baju Koko dan celana Cino, ya itu sebuah style yang ku anggap indah.

Baju sudah selesai ku kenakan, aku pamitan pada bunda karena akan segera menuju ke Mesjid. 

Ini nampak keren. Dijalanan terlihat kompak para jamaah menuju kemesjid, benar kata ibuk Dosen, mereka di dominasi oleh CAMAT (Calon Mati) para orang tua yang sudah di wanti-wanti oleh malaikat maut.

Tau bahwa rasa kantuk masih menyerang, aku menengok kekiri dan kekanan serta memastikan bahwa jalanan ini aman ku sebrangi. Siapa tau, ada pengemudi liar di sisi kiri atau kanan yang tidak menghidupkan lampu. Bisa gawat.

Cuaca sangat dingin di pagi ini, rencananya tadi aku ingin mengenakan bandana yang membalut seluruh leher ku tapiii karena takut di bilang norak, gak jadi deh. Setidaknya jika ada bandana tubuh ku akan sedikit lebih hangat.

"Ini hari pertama kuliah" hatiku berkata. Rasa gak sabaran terkadang muncul dalam hati, sabar karena ingin memakai sepatu baru wkwk. Serta rasa penasaran pun mengikuti "Gimana ya saat hari pertama kuliah?" Tenang Kamil, pertanyaan mu akan terjawab di hari ini dan itu pasti.

Singkat saja, setelah saya selesai shalat, mandi dan makan. Saya akan menuju ke kampus, di temani sang motor kesayangan. Namun sayang, cuaca tidak mendukung, hujan tiba-tiba turun sangat deras, tetesan air itu seperti berbisik kepada ku agar tidak ke kampus hari ini.

Setelah sekian lama menunggu hujan reda sambil main gitar, aku memutuskan untuk menerobos rintik hujan itu. Memang tidak lebat tapi jika tidak memakai jaket maka perlahan baju ku akan basah.

Aku tiba di kampus tepat waktu, tapi kok dosennya masuk gak sesuai jam? Pak dosen Agama masuk lebih cepat dari jam yang seharusnya (Ohhh, ini masih hari pertama). Di hari ini hanya membahas silabus, belum masuk pada bagian materi pembelajaran.

Banyak hal yang ku temui disini, tentang berbagai karakter manusia, gaya hidup, teman baru, dan masih banyak lagi.

Di kampus ku ini, jadwal masuknya dari pagi sampai sore tapi di hari sabtunya kami di liburkan. Menurut informasi, hal ini dikarenakan karena kami telah bergabung dengan Poltekkes, jadi jadwalnya harus sama juga. Dulu nya kami adalah Akper Pemkab Aceh Selatan dan baru-baru ini kami telah resmi berubah nama menjadi Poltekkes Kemenkes Aceh. 

Meskipun yang ada hanyalah prodi D-III keperawatan, ini tidak menjadi masalah. Come on, di dunia kerja kita berbicara soal skill, bukan soal alumni dari kampus ternama.

Sekilas, kampus ini terlihat seperti sekolahan karena setiap mahasiswa/i nya di wajibkan menggunakan attribute resmi dari kampus seperti : Pakaian putih, badnama, harus memakai sepatu hitam, jadwal kuliah sampai sore, ada pembagian kelas. Menurut ku ini hampir seperti masa putih abu-abu dulu, mungkin bisa di sebut sebagai masa putih abu-abu yang kedua.

Di hari pertama suasana kelas tidak terlalu kaku. Arifin, di hari ini seperti api panas, dia lah sang pencair suasana kelas. Semua orang tertawa melihat tingkahnya. Gak, si Arifin gak pemarah atau ganas atau hal yang identik dengan karakter Api. Dia hanya sesosok makhluk hidup yang di utus untuk membuat seisi kelas meledak dengan suara tawa yang luar biasa.

Aku sengaja membuat nama "Unknown" di akun whatsapp ku. Ya karena untuk apa membuat nama Kamil, sedangkan orang yang menyimpan kontak ku pasti membuat nama ku sendiri. Jadi ini seperti sia-sia gitu.

Tapi tidak di beberapa group yang ku masuki, mereka yang tidak menyimpan kontak ku terpaksa tidur dalam rasa penasarannya. Siapa sih si pemilik nomor (0821*********) namanya kok Unknown ya? Jadi penasaran.

Begitulah mungkin hal yang di alami oleh Arifin dan teman ku lainnya.

"Fin, pinjam charger bentar" kata ku. Arifin kemudian memberi charger miliknya serta lawakan khas yang dia punya. Lalu aku mengecas hp sambil jongkok, karena colokannya rendah.

Di belakangku, si Arifin curhat di depan umum dalam bahasa Aceh yang telah ku terjemahkan "Eh, siapa ni yang punya akun wa unknown?" semua pendengar budiman miliknya menjawab "Tidak tau aku". Yaaa menurut ku si Arifin hidupnya beruntung guys, dari beberapa pendengar, hanya ada satu laki-laki (Sang komting atau ketua kelas) yang lainnya adalah para cewek-cewek calon perawat.

Mereka semua penasaran "Kenak deh" hati kecil ku berkata penuh dengan bahagia. Mereka berencana menelpon ku "Cukup pintar cukup pintar" namun dengan cepat kilat, ku kecilkan volume hp hingga mode diam. 

Kemudian aku menganggkat telvon dari si Arifin tapi aku tidak bicara satu kata pun. "Haa, di angkat" kata Arifin. "Halooo" aku tetap tidak menjawab. si Arifin menelpon dengan orang yang jaraknya hanya sekitar dua meter. 

Beberapa lama kemudian dosen pun masuk. Biar ku tebak, kali ini Arifin duduk di bangku paling belakang bersama rasa penasarannya.

Pada akhirnya, identitas ku terbongkar. Melalui pembicaraan singkat penuh gelak tawa dia menelpon ku di waktu siang, aku mengaku bahwa si pemilik akun WA "Unknown" adalah aku.

Ya itu lah cerita pertama saya kuliah. Bagaimana dengan kalian?

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!