Si Penjual Peci

Gambar ilustrasi. Sumber gambar : wartakota.tribunnews.com

Ini tentang si penjual peci. Aku kemarin berencana untuk membeli peci, memang sebenarnya aku sudah memiliki 2 peci. Namun, yang ini aku menyimpannya di dalam dompet ku, agar nantinya kemana pun aku pergi, aku tetap membawa peci karena mengingat rambut berponi. Kalian pasti sudah tau, kalau shalat tetapi kening di tutupi oleh rambut, maka shalat itu tidak sah.

Aku membeli peci setelah pulang dari AW Coffe, tadinya kami bermain game. Cukup prihatin menurut ku. Panggil saja dia si bisu karena dia sepertinya tidak bisa bicara. 

Dari kejauhan dia sudah melambai-lambai kan tangan kepada kami agar membeli di tempatnya. Pada awalnya aku merasa heran, kenapa dia melakukan hal itu?

Tidak ada pilihan lain, aku berjalan menuju ke dia (pak bisu). Tak ku duga-duga, salah seorang penjual peci lainnya, cepat-cepat mendatangi ku seolah-olah dia berencana agar aku tidak membeli pada pak bisu, namun membeli di toko kecil miliknya. Aku pun tak dapat berkutik dan terpaksa menuju ke toko kecil  miliknya. 

Didalam toko dia, aku menemukan peci yang kucari dan tawar menawarpun terjadi. Aku memutuskan untuk membeli peci hitam seharga RP. 20.000. Setelah itu baru aku keluar dari toko kecil miliknya. 

Pak bisu itu adalah seorang pria dewasa, dia duduk di atas kursi. Barang dagangannya di letakkan di atas meja kecil. Aku tak bisa mengatakan warna kulitnya. Sudahlah, sebut saja kulitnya putih atau sao matang, yang pasti bukan hitam. 

Dari kejauhan aku meminta maaf kepadanya dengan gaya bahasa isyaratku sendiri serta sedikit menundukkan kepala ku. Mungkin bahasa isyaratku salah, yang jelas pak bisu seolah-olah mengerti aku sedang meminta maaf kepadanya. Terlihat jelas dari raut wajahnya, pak bisu nampak sedih karena kehilangan dua pembeli (Aku dan Aldi). 

Aku memikirkan soal keluarga nya, bagaimana jika dia mempunyai isteri dan anak? Ku tau Allah maha pemberi rezeki. Aku berharap, dia mempunyai langganan dan pembeli yang banyak untuk besok pagi, lusa dan selamanya Amiinnn yarabbal 'alaminnn.