BULAN penuh kebaikan telah tiba. Ini momentum kita mengevaluasi diri. Mengoreksi apa yang salah. Bagian mana yang tak benar, bagian mana pula yang kurang dari sisi kehidupan kita di dunia ini.
Sebagai manusia, tentu saya, mungkin juga anda, memiliki kesalahan. Hanya saja ukuran kesalahan kita yang berbeda. Saya percaya tak ada manusia sempurna.
Manusia sempurna menurut hemat saya, sejatinya telah lepas dari urusan dunia. Tak lagi mengejar dunia. Tak pula pusing jika soal uang, apalagi berlomba-lomba mendapatkannya.
Di era serba aneh ini, idiom bahwa segala cara bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Bahasa lain yang tak kalah aneh-mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal-aneh tidak? Menurut saya itu sungguh aneh.
Keanehan misalnya, jika seorang untuk mendapatkan posisi tertentu rela menyetor uang. Ini suap. Saya tak begitu paham soal agama. Namun, dalam pemahaman yang saya pernah belajar, suap untuk mendapatkan posisi itu adalah haram. Karena itu pula, maka seluruh dampak yang ditimbulkan, mulai gaji, fasilitas dan lain sebagainya, maka akan haram pula. Mungkin stemians yang ustaz bisa menjelaskan lebih jauh soal ini.
Keanehan lainnya, merasa diri menjadi bos. Menindas bawahan. Atas nama kekuasaan, maka bawahan patut ditindas, tak diperdulikan nasib dan kesejahteraannya.
Itu suatu keanehan paling masif. Walau saya tak menyatakan semua bos begitu. Masih selalu ada orang baik di bumi ini. Tinggal saja, jumlahnya relatif kecil.
Ada pula keanehan lain berupa selalu merasa diri benar. Jika berbeda pendapat dengan orang lain, maka orang lain itu salah, karenanya patut dimaki.
Maka, di bulan ramadhan ini, saya mengajak kita semua, termasuk saya dan keluarga saling memaafkan. Saya mohon maaf atas segala kesalahan saya. Tentu, saya pernah khilaf. Pernah salah. Dan saya bukanlah manusia sempurna.
Momentum ramadhan ini pula, saya belajar banyak hal. Mengoreksi kesalahan-kesalahan itu. Sedapat mungkin tak lagi mengulanginya. Jika pun saya khilaf, maka ingatkanlah saya. Selamat ramadhan. Semoga ibadah kita dikabulkan Allah SWT. Amin.