Mengenal Lambang Sebagai Bahasa Kita

in linguisticanthropology •  7 years ago  (edited)

Kata lambang sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Seperti emoticon yang sering kita gunakan dalam berkomunikasi via sosial media untuk mengungkapkan ekspresi kita. Seperti misalnya emoticon tersenyum, sedih, tertawa, marah dan macam lainnya.

emoticon.jpg

Lambang dan berbagai seluk beluknya dikaji dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yakni disebut Semiotika dan Semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dikehidupan manusia, termasuk pula bahasa. Adapun tokoh Semiotika dan Semiologi yakni Charles Sanders Peirce dari Amerika dan Ferdinand de Saussure dari Eropa. Ada beberapa jenis tanda yaitu tanda (sign), lambang (symbol), gejala (symtagm), dan gerak Isyarat (gesture).

ferdinand and charles.jpg

Lambang atau simbol bersifat tidak langsung dan alamiah. Lambang menandai sesuatu yang secara konvensional, tidak secara langsung dan alamiah. Misalnya di depan pintu masuk gang atau lorong terkibar bendera merah, maka pasti kita tau bahwa ada seseorang yang meninggal dikawasan tersebut. Kenapa? Karena secara konvensional bendera merah dijadikan lambang kematian.

Dalam kehidupannya manusia memang selalu menggunakan lambang atau simbol. Karnanya, Ears Cassirer, seorang sarjana filsof mengatakan manusia adalah makhluk bersimbol (animal simbolicum). Hampir tiada hari tanpa simbol. Termasuk alat komunikasi verbal yaitu bahasa. Satuan-satuan bahasa, misalnya kata, ialah simbol atau lambang. Mengapa kata? Karena bahasa bersifat arbitrer (manasuka). Seperti misalnya lambang bunyi "air", dengan rujukan yakni sebuah benda cair yang berumus kimia H2O yang tidak ada hubungannya sama sekali, tidak ada ciri ilmiahmya sedikitpun. Tidak sama dengan tanda "munculnya asap" dengan "adanya api" karena asap dihasilkan oleh api. Sehingga ada sebab akibat disana. Sehingga lambang bunyi itu sejajajar dengan lambang kematian yaitu dengan bendera merah. Mengapa bukan warna hijau atau biru untuk melambangkan kematian? Itulah bahasa bersifat arbitrer.

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa, lambang atau simbol sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Bahkan tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari-hari, kita juga selalu menggunakan simbol lho. Seperti cara kita menggunakan bahasa dalam berbicara di keseharian, misalnya berbicara dengan sesama teman maupun orang tua dengan menggunakan istilah atau pemilihan kata tertentu. Contohnya "galau" yang menyimbolkan kesedihan atau "sebal dan kesal" untuk menyimbolkan emosi kemarahan. Yang fungsinya untuk mengisyaratkan sesuatu agar lebih sederhana.

Demikian yang hanya dapat saya sampaikan. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf. Semoga Bermanfaat. ^_^ Happy Weekend.

Pigeon_Point-Tobago.jpg

Mahasiswa Antropologi, Universitas Malikussaleh, Semester 5, Ruang B

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Mahal kita :)

mahal gimana maksudnya ?

I don’t speak filipino, thats the only two words I know :)

Congratulations @dinarsavira! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You published 4 posts in one day

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!