TANPA KATA TANPA SUARA TANPA WACANA
Satu malam di sebuah ruang sempit
Terduduk dua raga bernyawa berbalut sunyi
Terkubur sunyi di singgasana masing-masing
Terhimpit pikir, kata tak terangkai, pun kalimat
Akal coba merangkainya, tapi tak jua berhasil
Hati terantai, pikiran tergembok erat hingga suara bisu
Tanpa kata tanpa suara tanpa wacana
Terguncang pikir oleh hati
Ataukah hati terlalu penat meniti
Hingga keduanya tak searah, mati.. sunyi.. sepi..
Tanpa kata tanpa suara tanpa wacana
Duhai kalian dua anak manusia
Tak ingatkah kalian ketika degupan jantungmu tak terkendali menanti ikrar itu?
Ikrar suci menjadikan kalian menjadi dua, bukan satu
Lalu kenapa kalian terduduk terpisah, menyambangi singgasana masing-masing?
Bukannya kembali berdampingan di pelaminan yg tercipta di istana kalian
Eratlah, eratlah bak rantai yg tak akan jd rantai jika tak bersatu
Dekatlah, dekatlah bak semut kecil yg akan terus mendekat mencari manisnya gula
Lepaskanlah penat yg terbungkus ego dan merantai hati
Bicaralah dan buang bungkam. Berdampinglah di istana pelaminan semesta sehidup sesurga.
Bandar Lampung, 06 Februari 2018, 10:54 PM