#Tangkap layar
https://lbm.mudimesra.com/2021/12/manusia-dan-fungsi-akal.html
Manusia didefinisikan sebagai hewan natiq atau hewan yang memiliki kemampuan untuk berpikir. Dalam pandangan Allah SWT, semua manusia sama, hanya perilakunya yang dapat membuat manusia itu menjadi istimewa. Nah bagaimana menjadi istimewa di hadapan Allah? Caranya adalah merujuk kepada landasan pengertian manusia tadi, kalau kita mengaktifkan sifat hewan secara umum seperti makan, minum, kawin, tidur, emosi, malas, bermain dan berbagai macam sifat hewan lainnya, maka kita tidak lebih hanyalah manusia biasa yang kedudukannya sama dengan hewan lain pada umumnya. Mengapa demikian? Karena kita lebih memunculkan sifat kehewanan, maka pangkat kita adalah pangkat hewan.
Tetapi jika seandainya kita lebih mengaktifkan sifat berpikir yang menjadi pembeda manusia dengan makhluk lainnya maka kita akan menjadi manusia istimewa yang memperoleh derajat tinggi di sisi Allah SWT.
Namun alangkah sayangnya sangat sedikit sekali manusia yang mengaktifkan sifat ini. Sebab itu, sering kita dapati dalam Al-Qur'an ayat berupa teguran dari Allah SWT dengan kata أفلا تعقلون (Kenapa kamu tidak berpikir). Teguran ini adalah anjuran dari Allah kepada hambanya untuk berpikir, mengaktifkan akalnya yang tentu saja pada sesuatu yang dibolehkan. Karena berfikir adalah landasan utama kebenaran, ketakwaan dan semua sifat mulia lainnya landasan utamanya adalah pikiran dan bahan bakar pikiran adalah ilmu, bagaimana mungkin alat bisa berkerja tanpa bahan bakar.
Adapun cara memunculkan sifat natiqiah ini adalah dengan menggunakan pikiran kita bukan perasaan kita, kepada segala perintah perintah Allah. Karena hanya dengan sifat natiqiyah ini kita bisa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Dengan mengamalkan pikiran, jiwa kita akan merasakan sifat zhahik (bahagia) yang hanya bisa diperoleh oleh manusia.
Maka, derajat manusia tergantung dari apa yang dinampakkan. Bila dirinya mendahulukan sifat hewan saja maka tidak ubah dengan hewan lain, namun bila mendahulukan sifat natiqiyah maka akan mencerminkan manusia sejati.
Allah sangat ingin hambanya menjadi hamba yang mulia di sisi-Nya, namun kita sebagai manusia tidak pernah menghiraukan seruan Allah membangkang padanya dan melanggar segala aturannya. Hal ini terjadi tak lain hanyalah karena kita cenderung menampakkan sifat hewani kita tanpa mengombinasikan dengan natiqiahnya.
Semoga Allah SWT memberikan taufiq dan hidayah-Nya pada kita (la haula wa la quwwata illa billahilaliyyil adhim).
https://lbm.mudimesra.com/2021/12/manusia-dan-fungsi-akal.html