Bulan Pebruari 2014 --- beberapa waktu sebelum Pileg 9 April 2014 --- yang lalu, pada sebuah acara di Banda Aceh bertemu seorang teman dekat saat sama sama kuliah dulu di Darussalam. Dia tinggal di sebuah gampong di Aceh Timur.
"Kali ini saya maju", katanya serius seraya meminta dukungan saya.
Karena ketika itu sedang masa masa pendaftaran dan penyusunan daftar caleg, tanpa perlu bertanya lebih lanjut saya pun merasa paham bahwa kawan saya ini akan maju bertarung sebagai salah seorang caleg pada Pileg 2014 itu.
"Bismillah, doa dari lon keu gata, insya Allah berhasil", kata saya menyemangati sambil meremas bahunya yang bidang itu.
Beberapa hari jelang Pileg 9 April 2014 saya pun sibuk mencari cari namanya di daftar caleg. Ternyata namanya tidak ada. Beberapa teman yang saya hubungi pun tidak tahu perihal rencana teman saya ini menjadi caleg.
Beberapa bulan setelah Pileg baru jelas persoalannya.
Isterinya yang bertemu saya di Banda Aceh mengkonfirmasi keadaan yang sebenarnya. "Abang ka geu meu kawen saboh treuk", kata isterinya antara rasa sedih dan marah.
Rupanya yang dimaksud kawan itu "kali ini saya akan maju", ternyata bukan maju sebagai caleg, tapi maju ke pelaminan session kedua.
Cukop gura rakan nyoe. [Fb. Usamah El Madny]