Kunamai ia demikian
Sebab terlantarnya kurasakan
Ia kusam tanpa perawatan
Alakadar dibiarkan
Apalagi berharap ruang dengarnya diriuhkan
Oleh aliran air wudhu dari keran
Mungkin ada, kadang-kadang
Ketika sang musafir sesak di perjalanan
Lalu singgah menuntaskan hajat
Tanpa sekalipun ingat
masuk ke dalam untuk dua raka'at tahiyat
Kunamai ia demikian
Sebab kudapati ia sepi setelah azan
Di hari pertama kami datang
Kumandang panggilan itu bukan dari pengeras suaranya
Melainkan dari masjid tetangga
Ia menatap kami penuh harapan
Tapi kami perempuan
Tidak sunnah menalukan azan
Sepinya sejenak teruraikan
Saat kaki-kaki kami, perempuan
Teguh melangkah ke dalam
Lalu iqamah dan jamaah zhuhur kami tunaikan
Kadang, itulah jamaah pertama selain jum'at
Yang mengalirkan semangat
Walau hanya segelintir muslimat
Kunamai ia demikian
Sebab sungguh ia tiada dipedulikan
Padahal ashar sudah menjelang
Lalu, pada lelaki yang menjadi kawan
Kutanyakan,
Maukah kalian kuajari azan?
Agar muslimin sekitar berdatangan
Dan masjid itu teramaikan
Tidak hanya saat jum'atan
Maukah kalian memperbaiki bacaan
Agar layak menjadi imam?
Kadang, bersebab tanya lancang itu
Mereka malu
Lalu maghrib kami menjadi syahdu
Tersengat azan dan iqamah bertalu-talu
Ternyata kawan lelaki kami cukup mampu
Mungkin awalnya malu-malu
Sekarang, tanpa ragu
Setiap waktu mereka maju
Meskipun jamaahnya hanya bertukar tambah satu-satu
Sekarang, kulihat wajah masjid itu lebih sumringah
Setiap lima waktu ia semakin cerah
Selalu ada yang menadah
Untaian ayat, dzikir dan do'a tercurah
Di dalamnya riuh rendah
Anak-anak bersuka cita belajar berjamaah
Satu-satu yang dewasa menyatukan langkah
Alhamdulillah
Kadang, beginilah cara Allah menjaga agamaNya
Dengan membarakan semangat para pemuda
Tak usah selalu berharap pada yang tua
Biarkan mereka rehat setelah bekerja
Lakukan apa yang kita bisa
Bertahap mengokohkan jiwa-jiwa
Agar teguh menjalani tuntunanNya
Tetap, kunamai ia demikian
Sebab masih kucitakan
Ia senantiasa dalam kemeriahan
Setelah kami tinggalkan
Kami di sini sebulan saja
Setelahnya, entah kapan lagi bersua
Semoga masjid ini sepanjang waktu penuh cerita
Tidak hanya kala jum'at atau tarawih saja
Agar kelak, kutabalkan nama berbeda
Ah, masjid kadang-kadang
Bukan hanya di sini, ada banyak kutemukan
Megah, tapi diramaikan kadang-kadang
Berdiri gagah, semata lambang keangkuhan