Tempe Story that Motivates East Aceh Stemians [Bilingual]

in meetup •  7 years ago  (edited)


Sumber

At the meet-up of Indonesia Steemit Community (KSI) Chapter East Aceh, there was an interesting story last Saturday that made me want to write it. At that time, many newbies - a term for newcomers in various communities - are questioning many things. Of the many questions, not a few also complained about the conditions they experienced. Of course a condition that is not similar to their expectations at the beginning of playing Steemit.

For example, some Steemians complain about having made uploads that he thinks are interesting, but never got their worth. They also compare with a number of other Stemians uploads that are considered ordinary, but often get great value because of the attention of the curator or witness.

In the midst of the explanation of the speakers who attempted to explain the matter, there was a native East Aceh Stemians with an @zulfikryayi account who tried to give an inspiring story. The story is then considered able to address the issues presented earlier and at the same time awaken the spirit of other newbie. Not even a newbie, this story also affects the Stemians who claimed to have long wrestling with Steemit.

And it turns out this story is also a 'keyword' that can not be ignored for anyone who is struggling to get value on each upload. Zulfikry Ayi, a doctor in Idi and often called Ayi, tells the story of tempe. I've been reading this tempe story in various motivational blogs. But that afternoon, because it was nicely recounted at the right moment, I also recorded it on my device as a material to be poured on my personal Steemit page.

Doctor Ayi tells of a tempe merchant who is desperate to sell his unfinished tempe, for fear of loyal customers waiting in the market. He also brought tempe that has not been so for sale. But he was surprised, when there is a buy-out tempenya. Though he had told the buyer, that the tempenya not like yesterday, because this is not so.

The buyer replied that the tempe he bought was not for consumption today. But will be taken to another city as a gift for his family who really liked the tempe of the seller. So when the tempe arrives in the destination city, it will definitely mature and become very tasty because it is really so.

Doctor Ayi said, the newbie is like a tempe that has not been so. Just need to be patient and keep consistent in the way, until it's time to be the real tempe.

I witnessed how all the Stemians in attendance gave a standing ovation. They are like signaling that they are agreeing to be 'ori tempe' and will continue to be consistent with delivering quality uploads. Because in time, they will appear as Stemians reliably with all the skills of a mature self.

May this story be an encouragement for all of us. I deliberately rewrote it so we can remember it again and continue to make it 'whip' to inflame our spirit to never go out. Hopefully.

@zainalbakri



Sumber

Pada acara meet-up Komunitas Steemit Indonesia (KSI) Chapter East Aceh, Sabtu kemarin ada kisah menarik yang kemudian membuat saya ingin menulisnya. Pada saat itu, banyak newbie -- istilah untuk para pendatang baru dalam pelbagai komunitas -- yang mempertanyakan banyak hal. Dari sekian banyak pertanyaan, tak sedikit juga yang mengeluhkan kondisi yang mereka alami. Tentu saja sebuah kondisi yang tak serupa dengan ekspektasi mereka di awal bermain Steemit.

Misalnya, beberapa Steemians mengeluhkan telah membuat unggahan yang menurutnya menarik, namun tak kunjung mendapat nilai yang patut. Mereka juga membandingkan dengan sejumlah unggahan Stemians lain yang dianggap biasa saja, tetapi justru sering kali mendapat nilai besar karena mendapat atensi dari kurator atau witness.

Di tengah paparan dan penjelasan para pemateri yang berupaya memberikan penjelasan terkait persoalan itu, ada seorang Stemians asli Aceh Timur dengan akun @zulfikryayi yang mencoba memberikan sebuah kisah inspiratif. Kisah yang kemudian dianggap mampu menjawap persoalan yang disampaikan tadi dan sekaligus membangkitkan semangat para newbie lainnya. Bahkan tak hanya newbie, kisah ini juga memberi dampak pada Stemians yang mengaku sudah bergelut lama dengan Steemit.

Dan ternyata kisah ini juga menjadi ‘kata kunci’ yang tak mungkin diabaikan bagi siapa saja yang sedang berjuang mendapatkan nilai pada setiap unggahannya. Zulfikry Ayi, seorang dokter di Idi dan kerap disapa Ayi, mengisahkan tentang tempe. Saya sudah sering membaca kisah tempe ini di pelbagai blog motivasi. Namun sore itu, karena dikisahkan kembali secara apik pada momen yang tepat, maka saya pun mencatatnya pada gawai saya sebagai bahan yang harus dituangkan pada laman Steemit pribadi saya ini.

Dokter Ayi mengisahkan tentang seorang pedagang tempe yang nekat menjual tempenya yang belum jadi, karena takut pelanggan setianya menunggu di pasar. Ia pun membawa tempe yang belum jadi itu untuk dijual. Namun ia kaget, ketika ada yang memborong habis tempenya. Padahal ia sudah memberitahu kepada pembeli, bahwa tempenya tidak seperti yang kemarin-kemarin, karena yang ini belum jadi.

Si pembeli menjawab, bahwa tempe yang ia borong itu bukan untuk dikonsumsi hari ini. Namun akan dibawa ke kota lain sebagai bingkisan untuk keluarganya yang sangat menyukai tempe milik si penjual tersebut. Sehingga ketika tempe itu tiba di kota tujuan, pasti akan matang dan menjadi sangat enak karena sudah benar-benar jadi.

Dokter Ayi menyebutkan, para newbie ini ibarat tempe yang belum jadi itu. Hanya perlu bersabar dan terus konsiten di jalannya, hingga tiba waktunya menjadi tempe yang sesungguhnya.

Saya menyaksikan betapa semua Stemians yang hadir memberikan tepuk tangan yang meriah. Mereka seperti memberi isyarat bahwa mereka bersepakat untuk menjadi ‘tempe yang ori’ dan akan terus berusaha konsisten dengan melahirkan unggahan yang berkualitas. Karena pada waktunya nanti, mereka akan tampil sebagai Stemians andal dengan segala kemampuan diri yang sudah matang.

Semoga kisah ini menjadi penyemangat bagi kita semua. Saya sengaja menulis ulang agar kita mengingatnya kembali dan terus menjadikannya ‘cemeti’ untuk menggelorakan semangat kita agar tak pernah padam. Semoga.

@zainalbakri

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Tempe sangat enak kalau digoreng pakai tepung Sajiku.

Apalagi di cocol sambal bang @dsatria emh yummy

heudeh. ketika para chef bersua laman saya jadi dapur masak ini @gethachan dan @dsatria haha

Hehe biarlah, biar hidup ini dipenuhi banyak rasa hehe

Sukses terus bg

terima kasih ya. sukses juga @rizki1996 tetap semangat

Steemit hebat maju terus....

terima kasih @syahrulgeudong semoag kita semua akan maju

amin.......
follow @syahrulgeudong
Nanti saya follow back

Apa arti alpha bang. . Semua pha ya

iya sayang @yahqan

iya sayang @yahqan

setuju pak

Smoga kami newbie newbie muda di aceh timur bisa mengikuti jejak steemian dari aceh utara, lhokseumawe, bireuen dan banda aceh.

Menjadi tempe yang sudah matang

kita sama @azwarrangkuti sesama newbie tidak saling menyalip. hehehe.

apalagi jangan menyalip guru dalam hal reputasi dan steem power hehehe

kalau guru saya @abduhawab mah susah di salip

jangan @azwarrangkuti jangan ada niat ya heheh. menyalip guru itu durhaka. beliau @abduhawab juga guru saya di steemit.

ok pak, saya takut hukum karma, jika saya salip guru nanti anak murid saya akan salip saya. hehe

hehehe

TEMPO itu enak dibaca dan perlu. Kalau TEMPE enak dibacem dan perlu. Di situlah bedanya...

saya lapor sama Bli Komang nanti sampeyan @ayijufridar

Cerita motivasi yang sangat menarik kemarin itu... semoga memberikan semangat dan motivasi bagi steemian pendatang baru. Keeo spirit

benar sekali @albertjester terima kasih sudah hadir di laman saya. semoga kita bisa jumpa lagi di lain waktu untuk berdiskui tentang banyak hal

Keren,perumpamaan cerita tsb adalah motivasi yang sesungguhnya. Terima kasih sudah berbagi kembali kanda @zainalbakri.

sama2 @zamzamiali saya sangat terkesan dengan meet-up di Aceh Timur. banyak cerita yang bisa ditulis, banyak teman yang didapat dan juga banyak ilmu dari senior yang hadir.

Dan yg paling penting sosok senior daripada senior lainnya sudah bersedia hadir dan ikut menyukseskan meet up kemarin. Dia adalah kanda @zainalbakri. Hehehe..

Allahurabbi. @zamzamiali lon newbie di atas newbie hehe

Selow kanda @zainalbakri. Pembuktian nyan kaleuh trok keudro baroe dan kamoe bangga na senior yg rendah hati dan mau berbagi (ilmu ya, bukan perasaan). Hahahaha...

Great, thanks for attention my story, i hope steemian east aceh can be the inspiration to other steemian, bravi steemit....

thanks a lot doctor ayi. I hope so. nice to be present in the midst of you all. @zulfikryayi

Ini kisah sangat inspiratif apalagi sudah ditulis dengan bahasa yang sangat enak di baca. Terimakasih @zainalbakri. Salam Sukses selalu.

siap leader KSI East Aceh @ilyasismail

Keep Spirit untuk menjadi TEMPE yang mataang. hehe

menjadi inspirasi bagi kita ya bang untuk tidak patah semangat dari verita dokter Ayi