Pabrik Uang di Kota

Uang Aceh banyak, tapi kata data BPS, ekonomi Aceh terpuruk. Bahkan rangkin 2 termiskin di regional Sumatera.

Bisa bayangkan betapa banyaknya uang kita? APBA Aceh 2016 jumlahnya 12, 5 triliun, ekonomi kita tumbuh cuma 2,7- 3%, dengan jumlah penduduk Aceh sama seperti Sumatera Barat, yaitu 5, 2 juta. Tapi ABBD Sumbar cuma 4, 3 triliun dan ekonominya tumbuh mencapai 5, 8%.

Tapi anehnya, Kota Banda Aceh kenapa bisa terlihat menggeliat?

Yaa.... Inilah uniknya kota... Punya mesin ekonomi khusus... Merk-nya mahasiswa. Kok bisa?

Begini cerita singkatnya...
Di Banda Aceh ada sekitar 60ribuan mahasiswa dan siswa yang menimba ilmu di perguruan tinggi dan sekolah sekolah menengah. Dengan asumsi 50% saja mahasiswa dan siswa tersebut berasal dari luar Banda Aceh dan mendapat kiriman rata-rata 1, 5juta setiap bulannya, berarti ada sekitar 45 milyar uang uang dari desa hasil penjualan tanah, kambing, sapi, emas di leher emak emak mahasiswa di kampung, atau hutang uang untuk dikirimkan buat bayar SPP dan uang saku anak anak mereka yang menuntut ilmu di Kutaraja.

45 milyar inilah yang selama ini turut memutar gerigi ekonomi kota Banda Aceh. Yang jelas, uang jajan mahasiswa akan tumpah ruah di kafe kafe yang menjamur di kota, uangnya super liquid, begitu dapat kiriman dari kampung, langsung habis di warung.

45 milyar ini melebihi pendapatan kota Banda Aceh dari sektor pariwisata. Ini artinya, mahasiswa menjadi mesin ekonomi kota.

Nah... Bagaimana kalau mahasiswa libur panjang sampai 2 bulan? Kafe kefe sepi, pasar nasi bungkus lunglai, ritel ritel lesu.. Dan akan bergairah lagi saat mahasiswa kembali ke kota dengan membawa sekeranjang duit untuk diputar di Kutaraja....

Jangan spelekan mahasiswa.. 😁