Mesjid raya Baiturrahman

Mesjid raya Baiturrahman Banda Aceh.
Mesjid yang yang menyimpan sejuta cerita dan kisah haru pilu perjuangan rakyat Aceh masa penjajahan Belanda.

Pada Bulan Shafar 1290 Hijriah/10 April 1873 Masehi, Kerajaan Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua dan Masjid Raya Baiturrahman pun dibakar. Kemudian, pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang merupakan Sultan Aceh yang terakhir.

Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya, di mana Masjid Raya Baiturrahman termasuk salah satu Masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur yang memukau, ukiran yang menarik, halaman yang luas dengan kolam pancuran air bergaya Kesultanan Turki Utsmani dan akan sangat terasa sejuk apabila berada di dalam Masjid ini.

(Sumber : Wikipedia)

Tahun 2004 Mesjid raya Baiturrahman kembali menjadi saksi bisu sejarah gempa dan Tsunami yang memporak porandakan hampir seluruh pesisir Aceh yang mengakibatkan ribuan rumah hilang di gulung ombak Tsunami. Namun, Mesjid Raya Baiturrahman masih berdiri kokoh menjulang tinggi dan satu-satunya satunya bangunan tertinggi di Kuta Radja (Banda Aceh)

Kini, Mesjid Raya Baiturrahman kembali menjadi sorotan dunia setelah direnovasi dan ditambah dengan 12 unit payung electrik yang mirip dengan payung yang ada di mesjid Madinah.

---

---

---

---