Lima remaja SMA kelas 1 duduk santai di warung kopi. Mereka sedang bermain game rule of survival. Sebuah game android yang memungkinkan mereka berlima bermain dalam satu tim melawan tim lainnya untuk bertahan hidup di sebuah pulau. Ini merupakan permainan yang sedang di gandrungi oleh remaja jama sekarang, selain Mobile Legend atau biasa disebut ML. Terlihat di dua meja lainnya, sekelompok mahasiswa juga memainkan game yang sama. Azan isya berkumandang, beberapa diantara mereka bangun untuk shalat, beberapa tidak.
Game ML ini merupakan game yang sangat candu. Selain sebagai media berkawan dan berkelompok, tempat menampilkan kemampuan didepan kawan-kawan dengan perolehan level game, battle point, dan lain sebagianya, juga dapat menghasilkan uang. Seseorang yang sudah cukup ahli dapat menjoki account orang lain, jika mendapatkan bintang satu, akan mendapatkan uang Rp 8.000. Bintang ini bisa didapatkan ketika menunjukkan prestasi yang baik dalam satu sesi permainan. Jika bermain dengan sangat baik bisa mendapatkan 3 bintang.
Sambil bermain mereka menyeruput kopi, menghisap cerutu Mallioboro, dan beberapa memesan mie untuk disantap sebagai penambah energi untuk menang dalam permainan. Jam menunjukkan pukul 9.36 WIB, seorang remaja datang menghampiri.
“kemana ko, Anj*ng?” Tanya salah satu kawan sambil tersenyum penuh canda, diikuti oleh senyum ringan beberapa kawan lainnya.
“Les aku”, jawabnya santai sambil menarik kursi dari meja sebelah dan bergabung dengan kawan-kawannya.
“anjng, bab, ko*ntl qe les, kawan2 ko g ada kok les”, sambil melihat sekilas, lagi-lagi tersenyum ringan, diikuti senyuman kawan-kawannya.
“iya, les aku tol*l”, jawabnya sambil membetulkan topi hitamnya. Mengambil bungkus rokok kawan sebelahnya, ambil korek, membakar ujung rokoknya sambil sedikit menunduk dan melindungi api dari angin malam yang sedang bertiup ringan di kedai kopi ini.
Kedai kopi ini biasanya diisi oleh mahasiswa dan orang tua. Sekarang, tahun 2018, kedai kopi sudah mulai dipenuhi anak-anak remaja. Sebelumnya kedai kopi digunakan untuk diskusi, hang out, makan-minum, dan bermain game di laptop, hadirnya internet dan game berbasis HP android yang cocok dengan kebutuhan siswa SMP-SMA tentunya hal yang mendorong fenomena baru ini.
Ada hal menarik yang perlu di perhatikan dari remaja-remaja ini. Pertama, masa SMA adalah masaa kehidupan penuh tuntutan. Karena dimasa ini mereka sudah dianggap cukup dewasa dan ada tuntutan untuk bersikap dewasa. Mulai dari mencuci baju sendiri, membersihkan kamar, membantu orang tua mencuci piring atau mencuci mobil. Namun disisi lain, anak-anak ini adalah hasil pendidikan modern dimana ketika SD dan SMP mereka dibiasakan belajar penuh selama 9 tahun dari pukul 8 sampai pukul 5 dilanjutkan dengan pekerjaan rumah dan les malam hari. Sedikit sekali waktu mereka untuk terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti membantu orang tua, belajar memasak, menjaga adik, dan lain sebagainya. Hari sabtu minggu tentu mereka habiskan untuk bersenang-senang karena sudah diperas secara tidak berimbang oleh sekolah, rumah, dan lingkungan.
Yang kedua, ketika SMA, anak-anak yang cukup talenta dalam menggali informasi dari internet menemukan informasi seputar betapa tidak idealnya pendidikan di Indonesia, tentang pengangguran berijazah, dan tentang semakin sedikitnya lapangan pekerjaan. Dengan umur dan fisiknya semakin dewasa, dan rasa khawatir dan tidak percaya pada dunia pendidikan, anak-anak ini mulai menunjukkan pemberontakan-pemberontakan. Game terlihat sebagai sesuatu yang menjanjikan karena mereka mendaptkan kawan disini dan terdapat kemungkinan dapat menghasilkan uang juga.
Hal ketiga yang perlu di pahami adalah, remaja-remaja ini hanyalah manusia yang sedang mencari apa yang terbaik bagi mereka. Kebiasaan berinteraksi secara online meningkatkan pengkristalan pemahaman diantara mereka. Sebuah pemahaman yang biasanya diarahkan oleh yang paling pintar berbicara, yang paling heroik dan tegas berbicara, yang paling popular baik karena kemampuannya bermain game atau lain sebagainya. Kesimpulan yang mereka dapatkan dari diskusi ngalur ngidul ini biasanya lebih mampu merubah pola piker mereka dibandingkan nasihat dari Ustadz atau orang tua. Karena ustadz biasanya memiliki nasihat yang terlalu tidak relefan dengan kehidupannya, dan orang tua biasanya terlalu suka mengadili, menghina, meremehkan, dan tidak sabaran. Diantara pemahaman yang mengkristal adalah seperti merokok itu keren, bermain game itu bagus untuk masa depan dan pertemanan, dan mencampur adukkan kata-kata kotor dalam komunikasi dengan kawan akan membuat mereka terlihat keren.
Namun, pada hal yang keempat, ada sesuatu yang perlu di pahami oleh semua pihak. Game dan komunitas kecil yang mereka bangun adalah kebiasaan yang tidak terlalu buruk dibandingkan dengan narkoba, pacaran, pornografi, tauran, balapan atau berzina. Game dan komunitas kecil ini merupakan pelarian paling aman yang merupakan anugrah tuhan kepada para orang dewasa, dan memberikan para orang dewasa waktu lebih banyak untuk segera menemukan cara-cara kreatif dalam melawan pengaruh game dan komunitas ini.
Cara-cara kreatif dapat berupa dorongan bagi game-game ini untuk memasukkan konten-konten positif seperti kata-
kata bijak, mengurangi tokoh-tokoh anime berpakaian seksi, dan semacamnya. Cara lainnya adalah dengan menyediakan ruang-ruang publik yang menyediakan wifi dan colokan listrik yang cukup nyaman bagi remaja, sehingga remaja-remaja ini tidak perlu mengeluarkan dana lebih karena harus duduk di kedai kopi. Pustaka-pustaka, taman-taman kota, dan masjid dapat menjadi beberapa pilihan opsi tempat untuk ini. Sehingga remaja dapat didekatkan dengan olahraga setelah bermain game di taman kota, atau membaca buku setelah bermain game di pustaka, atau berhenti untuk shalat ketika bermain game di masjid.
Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan gerakan #kerja4jajan. NGO lokal atau pemerintah dapat mencarikan pekerjaan-pekerjaan ringan untuk anak-anak SMA, lalu jam kerja mereka dihitung untuk dilaporkan kepada setiap orang tua murid. Lalu si murid mendapatkan jajan sesuai jam kerja dan attitude ditempat kerja yang dipenuhi. Ini akan meningkatkan skill bekerja remaja, mening* itemkatkan penghargaanya terhadap uang, dan mengurangi waktu sia-sia.
Selain itu, penyediaan tempat-tempat youthcamp untuk remaja juga dapat mulai didorong oleh pemerintah agar di buka oleh pihak swasta. Youthcamp dapat berupa program pesantren kilat di hari sabtu dan minggu. Pesantren kilat ini dibungkus dengan permainan yang menarik, pertemanan, namun juga terdapat materi-materi dan lain sebagainya. Pada prinsipnya sabtu minggu yang biasanya mereka gunakan untuk bermain sepanjang malam dan melupakan shalat subuh, dialihkan secara perlahan ke hal yang menyenangkan juga, namun diluar dunia digital.
Congratulations @namus! You received a personal award!
Click here to view your Board
Do not miss the last post from @steemitboard:
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @namus! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit