ARUS SUNGAI PESANGAN DAN HUTAN DESA BERGANG TAMPAK DARI ATAS DESA
Dari bumi Aceh yaitu di kabupaten Aceh tengah yang desanya agak terpencil yaitu sebuah desa yang bernama bergang . Untuk menuju ke sana kita harus melalui jalan yang cukup menantang dikarenakan kondisi jalan yang masih kurang baik seperti jalan yang berbatu dan tanah kuning pegunungan jika kondisi hujan bisa menjadi semakin licin karena jaraknya kurang lebih 10 kilometer dari jalan utama antar kabupaten. Desa ini berada diketinggian kurang lebih baru ada listriknya sekitar beberapa tahun yang lalu semenjak Indonesia merdeka di tahun 1945 silam.
Rata rata penduduk disini sehari hari bermata pencarian bertani jadi begitu juga saya ingin bercerita pengalaman berkunjung ke salah satu kebun warga yang ada di desa ini. Sesampai di desa tersebut saya menuju lagi ke lokasi penanaman bawang merah milik salah satu warga, setiba dilokasi kami berteduh di gubuk kebun sambil melihat tanaman yang masih menggunakan cara tradisional tanpa menggunakan plastik penutup anti rumput liar. Disela-sela kami berbincang rupanya mereka mempunyai alasan yang tepat kenapa tidak menggunakan plastik anti rumput liar tersebut ? Dikarenakan sering datangnya segerombolan kawanan gajah yang sering melintasi perkampungan dan perkebunan warga dikala pada saat kawanan gajah bermigrasi sehingga banyak tanaman warga yang rusak oleh segerombolan binatang gajah.
TANAMAN BAWANG MERAH WARGA DESA BERGANG KECAMATAN SILIH NARA#
LAGI MEMBUAT KOPI GAYO DI KEBUN BAWANG
Tapi beruntung buat kami hari ini, kami sampai di desa tersebut tanpa ada kendala dan rintangan suatu apapun dan kami bisa menikmati pemandangan dengan suasana sungguh damai sambil menikmati secangkir kopi Gayo yang terkenal nikmat di mancanegara.#
_____________________TRANSLATE___________________
From the earth of Aceh is in the district of central Aceh whose village is somewhat remote that is a village named bergang.To get there we have to go through a road that is quite challenging due to poor road conditions such as rocky roads and mountain yellow soil if the rain conditions can become increasingly slippery because the distance is approximately 10 kilometers from the main road between districts.This village is located at approximately new electricity there some years ago since Indonesia became independent in 1945 ago.
Average of the population here a day-to-day farm search so I also want to tell you the experience of visiting one of the garden residents in this village. Arriving in the village I headed back to the location of onion planting owned by one of the residents, upon arrival our location in the shack garden while looking at plants that still use the traditional way without using a plastic cover of anti-grass. On the sidelines we talked apparently they have a good reason why not use the anti-grass plastic? Due to the frequent occurrence of a herd of elephants who often cross the village and plantation residents dikala when elephant herd migrate so many crop residents damaged by a bunch of elephant animals.
But lucky for us today, we arrived at the village without any obstacles and obstacles of any kind and we can enjoy the scenery with a really peaceful atmosphere while enjoying a cup of Gayo coffee is famously delicious in foreign countries.#