The struggle and sacrifice of a mother to raise her child never stops

my wife Siti Hartinah took my son with body massage in Pelita Sagop Village, Indra Makmur District, East Aceh, Monday (29/1/2018). photo @senihendri

Without exception in and whenever the mother who has had children will take care of his son.
The tough struggle of being a mother to have and raise a child is already felt when she is pregnant with her baby.
If he still had a father then when the pregnant mother could have nagged with her husband, of course the husband also with various ways try to help relieve the pain of the wife. But what if the wife is not married, then the bitter struggle contains a child, and raising the child is borne on his own.
Because in some cases there is a wife who was pregnant with death by her husband. May God still protect us.
What I want to say is, the struggle of a mother to have and raise a child is very heavy. Therefore we as husband should also be sensitive to his burden.
Once the child is born, other challenges faced by the mother, ranging from breastfeeding, bathing her, put her to sleep. That's the day he spent to raise the children we love.
In addition, the mother also takes care of housekeeping, cooking for husband, sanctifying husband's clothes, everything deh we take for granted, done by the mother with passion. Although sometimes besides not noticed by the father for his work that all the hassle, eh even scolded again just because of trivial things.
In addition, when the child continues to grow, when sick children do not want with the father. Still mother as tranquilizer. So if I think thought the role of father only a little in raising children. So therefore, I always try to appreciate my wife's struggle to raise children.
Several nights ago, from Friday to Sunday (25-27 / 2018) every night my child was crying, with his body temperature so high. Without forcing my appetite to sleep, I also stayed with my wife to calm my son who would not sleep that night. When I cried it was my son did not want with me. Always his mother wants to be embraced.
Because every month routinely impaled, then my son we brought to the grandmother who often mengguknya in Pelita Sagoo Jaya Village, District Indra Makmur, East Aceh.
Coming back from there I came to the realization that my role was very little in raising my child. His mother was everything. I can not imagine what happens if my child is without his mother. My wife is incredible your struggle to raise my child. From pregnancy to date you have not complained of raising it.
As for me, I can not afford to pass a day without my son's smile. If he is sick then my life feels very sad.
Thank you for taking care of my child lovingly. He is the successor of our ideals and future. Fatihah Shabrina is our dear child.

Perjuangan dan pengorbanan seorang ibu untuk membesarkan anaknya tidak pernah berhenti.
Tanpa kecuali dalam dan saat kapanpun ibu yang telah memiliki anak pasti akan mengurusi anaknya.
Perjuangan beratnya menjadi seorang ibu untuk memiliki dan membesarkan anak sudah dirasakannya saat mengandung calon si buah hati dalam rahimnya.
Jika ia masih punya ayah maka saat si ibu mengandung bisa saja merengek sama suaminya, tentu suami pun dengan berbagai caranya mencoba membantu meringankan sakit si istri. Tapi bagaimana jika si istri sudah tak bersuami, maka perjuangan pahitnya mengandung anak, dan membesarkan anak itu ditanggung nya sendiri.
Karena dalam beberapa kasus memang ada istri yang sedang mengandung ditinggal mati oleh suaminya. Semoga Allah tetap melindungi kita.
Yang ingin saya sampaikan adalah, perjuangan seorang ibu untuk memiliki dan membesarkan anak itu sangat berat. Karena itu kita selaku suami juga harus peka terhadap bebannya itu.
Begitu anak lahir, lain lagi tantangan yang dihadapi si ibu, mulai dari menyusuinya, memandikan nya, menidurkan nya. Begitulah hari hari yang dilewatinya untuk membesarkan anak-anak yang kita cintai.
Selain itu, si ibu juga mengurus rumah tangga, memasak untuk suami, menyucikan baju suami, semuanya deh yang kita anggap sepele, dikerjakan oleh si ibu dengan penuh semangat. Walau kadang-kadang disamping tak diperhatikan oleh bapak atas kerjanya yang serba repot, eh malah dimarahi lagi hanya gara-gara hal sepele.
Di samping itu, saat anak terus beranjak tumbuh, saat sakit pun anak tidak mau dengan si bapak. Tetap ibu sebagai penenangnya. Jadi kalau saya pikir pikir peran ayah hanya sedikit dalam membesarkan anak. Jadi karena itu, saya sendiri selalu berusaha menghargai perjuangan istri saya dalam membesarkan anak.
Beberapa malam lalu, mulai Jumat sampai Minggu (25-27/2018) setiap malam anak saya merengek nangis, dengan suhu tubuhnya sangat tinggi. Tanpa memaksakan nafsu tidur, saya juga bergadang bersama istri saya menenangkan anak saya yang malam itu tidak mau tidur. Saat nangis itu saya pegang pun anak saya tidak mau dengan saya. Selalu saja maunya dipelukan ibunya.
Karena setiap bulan rutin dikusuk, kemudian anak saya kami bawak ke nenek yang kerap mengusuknya di Desa Pelita Sagoo Jaya, Kecamatan Indra Makmur, Aceh Timur.
Sepulang dari sana saya tambah sadar lagi bahwa benar-benar peran saya sangat sedikit dalam membesarkan anak saya. Ibundanya lah segala-galanya. Saya tidak bisa bayangkan apa yang terjadi jika anak saya tanpa ibunya. Istriku sayang luar biasa perjuangan mu untuk membesarkan anak ku. Dari sejak mengandung sampai saat ini tiada kamu merasa mengeluh membesarkannya.
Sementara aku, tidak mampu sedikit pun melewati hari tanpa senyuman anak ku. Jika dia sakit maka hidup ku terasa sangat menyedihkan.
Terimakasih kamu telah menjaga dan merawat anak ku dengan penuh kasih sayang. Dia lah penerus cita-cita dan masa depan kita. Fatihah Shabrina anak kami sayang.

my wife Siti Hartinah took my son with body massage in Pelita Sagop Village, Indra Makmur District, East Aceh, Monday (29/1/2018). photo @senihendri