POETRY MUSICALITY : CUP OF COFFEE HOPE

Dear, Steemian!

This poem was once performed with my friend of the Friends of the Community Poetry Musicalization Community (KOMPI) of Lhokseumawe City, at the World Coffee Poet's event in the cool city of Takengen, Central Aceh. This poem I dedicate to coffee farmers in the Gayo area. Of course, it has passed a great question and answer with a friend who is also a member of the gayo coffee development throughout the archipelago and the world. He is Lord Mahlizar Safdi. This time I and my friend Reuni Theater will bring it back at the Gampong Theater of Aceh.
Enjoy, man!

A Cup of Coffee Please.
Pimen D Aryjona.

A cup of coffee is opium
That warms the roar
About bitter ketchup and grains of dew
Which perch and creep to the ground

There was a month broke and melted in coffee this morning
And the prayers of the peasants died.
A glass of hope and sweat
Stay with us
Then covered the praises

A cup of coffee floats in front
Dreamy dreams dreamy
A cup of coffee blazed down
The embraced dreams of dreams have no edge
A cup of black coffee
Strong and sharp

We are worried lines
Like a sharp coffee that penetrates the sense of smell
with a silent scent
A cup of coffee, one cup of coffee
slowly stirring
Fully tasted
Then we float and float
Walking through the field of prayer and humor
Coffee for you
In my mugs cup.

Takengen, Aceh.
PDA.

===============================================

MUSIKALISASI PUISI : SECANGKIR KOPI HARAP

Halo, Steemian!

Puisi ini pernah saya garap bersama kawan kawan Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (KOMPI) Kota Lhokseumawe, pada acara Penyair Kopi Dunia di kota dingin Takengen, Aceh Tengah. Puisi ini saya persembahkan buat para petani kopi di daerah Gayo. Tentu saja sudah melewati tanya yang luar biasa dengan seorang kawan yang juga seorang pegiat pengembangan kopi gayo ke seluruh nusantara dan dunia. Ia adalah Tuan Mahlizar Safdi. Kali ini saya dan teman teman Teater Reuni akan membawakannya kembali di acara Gampong Teater Aceh.
Nikmati, kawan!

Secangkir Kopi Harap.
Pimen D Aryjona.

Secangkir kopi adalah candu
Yang menghangatkan deru
Tentang pahit kecap dan bulir bulir embun
Yang hinggap dan merayap hingga ke ubun

Ada bulan pecah dan mencair dalam kopi pagi ini
Serta doa doa mati para petani.
Segelas harap dan keringat
Ditemani igau sepi
Lalu ditutupi puja puji

Secangkir kopi menggenang harap
Berlumur mimpi mimpi sepi
Secangkir kopi beradu dekap
Yang dipeluk mimpi mimpi tiada tepi
Secangkir kopi yang hitam
Pekat dan tajam

Kita adalah barisan yang risau
Seperti kopi tajam yang menembus indera penciuman
dengan aroma hening
Secangkir kopi, setangkup harap
yang diaduk perlahan
Dikecap penuh haru
Lalu kita hanyut dan mengambang
Menyusuri seladang doa dan dekap
Kopi untukmu
Dalam cangkir harapku.

Takengen, Aceh.
PDA.