Wanita Tangguh dengan Tenun Di Tengah Laut

in perempuan •  7 years ago 

image
Mbako koli (tembakau dalam balutan daun lontar)

PALUE di tengah laut adalah sebuah pulau kecil yang bagi masyarakat flores sebagai pulau TERPENCIL. Sebagian orang yang mengenal Palue mengatakan itu sebagai tempat tak "Beruntung".
Di atas pulau dipuncaki mahkota gunung berapi Rokatenda yang terakhir meletus 2014 silam. Saking terpencilnya sampe pemerintah hanya bisa keluarkan 2 keping uang logam untuk menyumbat telinga kiri dan kanan agar ratap tangis tak sampai ke telinga mereka. Foto di bawah ini adalah saksi sejarah yang saya ambil April kemarin saat turun penelitian.

image
Anak-anak SDK Cawalo berlatar sekolah mereka

Kalau teman-teman nonton iklan berslogan "Sumber Air Shu Dekat" yang mengambil salah satu latar di NTT itu adalah keniscayaan bagi penghuni Palue. Mungkin lebih cocoknya diganti "Sumber Air ko di mana kah???" Sampai kiamat pun hanya akan seperti ini. Pangkal batang pohon pisang menjadi salah satu sumber air, dan yang menjadi Andalan adalah air suling bambu yang memanfaatkan panas bumi. Seharian bisa dapat 10-20liter. Cukup hanya untuk masak. Mandi bisa pakai air pisang atau air tadah hujan.

image

Air penyulingan uap panas bumi di Cawalo-Rokirole

Para pria di Palue memilih merantau untuk menafkahi keluarga. Para wanita tetap di Kampung halaman. Segala aktivitas dilakukan oleh mereka baik pekerjaan laki-laki maupun perempuan. Salah satu contohnya adalah panjat kelapa yang sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Sehari bisa 10-15 pohon dipanjat oleh wanita2 Palue untuk dibuat kopra dan dijual atau mancing ikan pun mereka lakukan. Selain itu pekerjaan wanita seperti menenun adalah andalan mereka. Selain untuk menopang perekonomian keluarga, juga sebagai budaya yang tidak boleh ditinggalkan. Menenun sudah melekat dalam diri mereka. Cinta akan budaya tenun ikat menjadikan mereka sebagai wanita tangguh yang pantang menyerah.

image
mama Leo Nitu sedang menenun Tama Ko'a

Di balik segala yang tidak beruntung ini, lalu pertanyaan besarnya adalah mengapa ada manusia yang masih mau tinggal di sana?? Sobat steemian pasti akan mengerutkan kening dan bertanya-tanya demikian juga. Ngotot sekali untuk terus berada di sana dengan segala kondisi yang sangat memprihatinkan. Iya, ngotot sekali.

Namun, satu alasan pasti adalah kecintaan atas tanah tumpah darah serta segala adat atau budaya yang melekat di dalamnya menjadikan mereka tetap menikmati segala yang ada. Salah satu sifat mereka adalah tidak suka menyerah dan tidak suka mengeluh.

Krisis air, listrik tak ada, sinyal apa lagi, sawah juga ajaib kalau sampai ada. Begitulah kondisi Palue.

Wanita-wnita ini menjadi hebat, kuat dan tegar karena dibentuk oleh alam dan budayanya. Lalu bagaimana dengan kita yang masih beruntung ini?
Bersyukur untuk segala yang ada karena dibalik suka duka kita, masih ada yang lebih susah lagi.


Inilah kisahku kawan. Dari sanalah aku dibesarkan. Dan sampai kapanpun aku akan tetap cinta tanah tumpah darahku.

Salam steemian

Foto by Regi diambil April 2018 di desa Rokirole, kampung Cawalo - Palue NTT.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Saya suka membaca tentang kehidupan adat seperti ini. Apa mas @regi asli flores?
Dulu waktu masih di malang saya tinggal dengan banyak orang flores dan sumbawa.

Semoga kesejahteraan bisa merata sampai di pulau ini suatu saat. Karena kita satu negeri kalau masih ada yang tak dihiraukan pemerintah kok rasanya pedih banget ya.
Salam

Satu lagi harusnya post ini ikutin project garudakita.. Biar mendapat kurasi

Tagnya #indonesia #garudakita
Terus tambah satu lagi untuk tag #freewriting

Bagus lho mas, sayang kalau g di publish siapa tahu terpilih

Banyak sekali kekayaan lokal (local wisdom and local culture) yang belum digali, dipelajari, dan dilestarikan. Bagaimana orang berminat melestarikannya jika mereka tidak mengetahui nilai dan maknanya? Siapa yang mesti memperkenalkan jika bukan mereka yang berasal dari daerah itu dan memiliki budaya itu. Bang @regi terima kasih atas postingnya.