Oleh: Amriadi Al Masjidiy*
Tebar Suara | Istilah “Zaman Now” ini dipopulerkan oleh Ecko Show lewat lagunya yang berjudul “Kids Zaman Now”. Dalam lagu tersebut Ecko Show menggambarkan keadaan generasi sekarang yang sangat rusak akan moral, akhlak, hingga agama dan pendidikan. Dipenghujung lirik lagunya tersebut ia membuat pernyataan “apa kabar Indonesia”.
Begitu juga dengan keadaan pers yang sekarang, dimana profesionalitas pers sudah hilang. Maraknya pers penjilat dan wartawan brodrex yang menyebabkan rusaknya arus Informasi. Pers penjilat memainkan peran jangka panjang baik dalam memeras para tokoh, perusahaan sampai dengan kondisi negara. Sedangkan wartawan bodrex hanya mampu bermain di lingkup kalau tidak bayar saya tulis berita jelek.
Darisinilah saya memasukan istilah “Pers Zaman Now”, layaknya kehidupan yang dramatis. “Pers Zaman Now” kerap kali memainkan peranan politik, ekonomi dan sosial. Bukan hanya pada isi berita, tetapi juga memainkan isu, framing dan bahkan sampai mengancam para politisi, pengusaha dan lain-lain.
Jika ada satu kesalahan politisi media besar tidak langsung memberitakan kesalahan dia. Mereka akan mengajukan proposal kerja sama dalam bentuk konsultasi sampai bantuan hukum (pengacara). Jika mereka tidak mau kerja sama maka akan ditulis berita pembuka yang sifatnya mengancam. Namun jika tetap belum ada respon dengan proposal mereka ajukan maka saat itulah media tersebut menghajar kesalahan tersebut.
Ada juga yang menyimpan kesalahan politisi, baru dibongkar pas pilkada. Walaupun ada juga media yang pas pilkada kerjanya mencari kesalahan politisi tertentu. Belum lagi ada media yang menerima suap hingga korupsi uang negara, namun mereka bebas ditutupi berita.
Beda juga dengan wartawan bodrex yang menerima uang recehan yang berkisar 1 juta hingga puluhan juta rupiah. Mereka mencari berita ke perusahaan, pemerintahan hingga ormas tertentu. Kalau yang didatanginya itu memberikan sesuatu kepadanya baik itu uang atau iklan di medianya. Maka beritanya akan bagus, namun jika tidak ada, maka akan ada framing ini dan itu dalam berita.
Belum lagi media copy paste dan media hoax, mereka memainkan judul dan isi berita sesuai seleranya. Mereka meraup keuntungan lewat iklan, namun ada juga yang bekerja sama dengan pemerintahan dan aliran menyimpang. Tugas mereka adalah membuat citra pemerintah baik dengan berbagai hoax dan judul yang pravokatif sehingga mendatangkan banyak pengunjungan dan share.
Itulah model “Pers Zaman Now”, dimana profesionalitasnya hilang. Maka tagas aktivis da’wah atau lulusan jurnalis Islamlah, untuk membendung model “Pers Zaman Now” ini. Bahkan model da’wah di era Zaman Now mengharuskan lewat media. Karena Kids Zaman Now banyak menghabiskannya di media sosial. Dari itu para jurnalis Islam harus kreatif dan aktif menyebarkan da’wah dalam lewat media.
Begitu juga dengan media yang masih profesional dan yang pro rakyat, mereka harus membangun opini untuk membentuk akhlak bangsa ini menuju yang lebih baik. Peradaban suatu negara bisa hancur dengan media dan begitu juga sebaliknya.
Gambaran Ecko Show dalam lagu “Kids Zaman Now” akan rusaknya generasi ini, juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi dan media. Karena itu sekali lagi menjadi pers yang idealis lebih baik dari pada menjadi pers hoax dan penjilat. Walaupun pers idealis ini akan mati karena rendahnya dukungan dari masyarakat.
Memang pers akan mati tanpa ada kepentingan. Tapi kalau ada dukungan masyarakat dan Ormas Islam serta lembaga-lembaga dakwah guna memperhatikan kejayaan pers pro rakyat dan profesional. Jangan memandang sebuah kegiatan pers itu sebelah mata. Karena pers lah yang membentuk baik dan buruknya sebuah citra sebuah negara.
*)Penulis merupakan Pendiri Portal Tebar Suara Mediana dan Sekjen ISNA Group.
zaman now.....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan yang menarik "Pers Zaman Now"
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit