2.3. MIGRASI DAN AKUMULASI

Berdasarkan teori organik, maka untuk terbentuknya suatu akumulasi minyak harus tersedia batuan induk, lapisan porous dan permeable, juga trap atau jebakan.

adapun yang dimaksud dengan:

• Batuan induk (source rock) yaitu batuan tempat mengendapnya zat-zat organisme yang membentuk minyak. Umumnya berupa serpih yang di endapkan dalam keadaan reduksi pada dasar laut dalam.

• Lapisan porous dan permeable, yaitu lapisan tempat mengalirnya (migrasi) minyak untuk berkumpul. Biasanya berupa batu pasir, batuan karbonat dan kadang-kadang vulkanik tuff.

• Trap, yaitu suatu reservoir tempat terkumpulnya minyak yang di batasi: keatas oleh lapisan penutup (cap rock) yaitu: batuan yang bersifat kedap (tidak mengalirkan minyak/gas keatas), misalnya lempung (clay), serpih (shale) dan ke bawah dibatasi oleh water table (permukaan air).

dari konsep tersebut, maka terjadi adanya mekanisme transportasi minyak bumi dari batuan induk ke batuan reservoir. Bahkan dapat pula terjadi transportasi yang lebih lanjut yang di gambarkan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Dalam mekanisme transportasi tersebut meliputi migrasi primer, sekunder dan akumulasi.

• Migrasi primer adalah suatu proses perpindahan zat hidrokarbon dari batuan induk ke batuan reservoir dimana pembentukan minyak terjadi selama migrasi tersebut. Ini terjadi pada tahap permulaan kompaksi.

• Migrasi sekunder adalah proses perpindahan zat hidrokarbon dari batuan reservoir yang satu ke batuan reservoir yang lain. Pada proses ini komposisi kimianya dapat berubah.

Akumulasi adalah terkumpulnya zat hidrokarbon di dalam jebakan.

• Jebakan/perangkap/trap adalah : tempat terakumulasinya tetes-tetes atau butir-butir minyak bumi dan gas alam di dalam bumi setelah mengalami migrasi.