Pinang is primarily grown for the use of seeds, which in the Western world is known as betel nut. This seed is known as one of a mixture of betel nut, besides gambier and lime.
Betel seeds contain alkaloids such as arecaine (arecaine) and arecoline (arecoline), which are a bit more toxic and addictive, can stimulate the brain. Pinwara seed simplicia preparations at pharmacies are commonly used to treat intestinal worms, especially for tapeworm worms. Meanwhile, some kinds of areca nut generate dizziness when chewed. Other substances contained in this fruit include arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline and several other elements.
Traditionally, betel nut is used in herbs to treat dysentery, bloody diarrhea, and mange. This seed is also used as a producer of red dyes and tanners.
Pinang plantation in Taiwan
The areca nut, in the past, was used as a poison to remove enemies or unwelcome people. A tubular leaf-like (known as upih) is used as a wrapper for pastries and food. Umbutnya eaten as vegetables or contrived contrived.
The trunk is often traded, especially in big cities in Java before the celebration of the Proclamation of Independence August 17, as a means to race areca nut. Although less so durable, old pinang wood is also used for tooling or fence. The old split betel nuts are used to make gutter or drains
Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir dan kapur.
Biji pinang mengandung alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat merangsang otak. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita. Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya.
Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak.
Perkebunan pinang di Taiwan
Akar pinang jenis pinang itam, pada masa lalu digunakan sebagai bahan peracun untuk menyingkirkan musuh atau orang yang tidak disukai. Pelepah daun yang seperti tabung (dikenal sebagai upih) digunakan sebagai pembungkus kue-kue dan makanan. Umbutnya dimakan sebagai lalapan atau dibikin acar.
Batangnya kerap diperjual belikan, terutama di kota-kota besar di Jawa menjelang perayaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, sebagai sarana untuk lomba panjat pinang. Meski kurang begitu awet, kayu pinang yang tua juga dimanfaatkan untuk bahan perkakas atau pagar. Batang pinang tua yang dibelah dan dibuang tengahnya digunakan untuk membuat talang atau saluran air.
Batang lurus langsing, dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar. Tajuk tidak rimbun.
Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.
Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah rontok, muncul di bawah daun, panjang lebih kurang 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1.
Buah buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang 3,5 – 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala
Straight straight rod, can reach a height of 25 m with a diameter of 15 cm, although there is also a larger. Unlit header.
Leaf-shaped leaves with a length of 80 cm, short leaf stalks; leaf blade length up to 80 cm, child leaves 85 x 5 cm, with tip tear and serrated.
Flowering cauliflower (spatha) long and easy to fall out, appear under the leaves, about 75 cm long, with short double branches, axis ends up to 35 cm long, with 1 female flowers at the base, on top with many male flowers arranged in 2 lines embedded in the groove. Male long flower 4 mm, white yellow; stamens 6. Long female flowers approximately 1.5 cm, green; will bear fruit 1.
The oval-shaped buni fruit is elongated, red orange, 3.5 - 7 cm long, with a stringy fruit wall. Seed 1 is egg-shaped, and has a mesh-like image
Saat ini biji pinang sudah menjadi komoditi perdagangan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
Pohon pinang (tengah) di Setra Gandamayit, tempat bersemayam Batari Durga (membawa pedang). Relief Candi Sukuh dari abad ke-15.
Biji pinang yang diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) atau dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil
Currently, betel nut has become a commodity trading. Exports from Indonesia are directed to southern Asian countries such as India, Pakistan, Bangladesh, or Nepal. The major exporting countries are Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapore and Myanmar.
Areca (central) tree in Setra Gandamayit, residing in Batari Durga (carrying a sword). Relief of Sukuh Temple from the 15th century.
The betel nut traded primarily is dried, intact (rounded) or split. In the importer countries the betel nut is processed into a kind of candy as a snack
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://bisnisbuahpinang.blogspot.com/2012/10/khasiat-pinang.html
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit