MEO BUKAN SEKEDAR KUCING <
Meo adalah bahasa Timor utk KUCING, jenis hewan mamalia karnivora bertubuh mungil yang konon sudah menjadi peliharaan manusia sejak ribuan tahun lalu.
Hewan ini diakrabi manusia karena tingkahnya yg lucu & relatif tidak berbahaya serta bisa menjadi penjaga rumah yg baik terhadap gangguan tikus & hewan pengerat lain. Kucing sering terlihat bersantai-santai saja namun mata & telinganya selalu awas. Jika ada "musuh" yg melintas akan segera diterkam dengan lincah menggunakan kuku-kukunya yg tajam.
Kucing dikenal cukup lekat dengan kehidupan Org Timor sejak dulu. Nama Meo kemungkinan berasal dari tiruan suara kucing dalam Bahasa Timor yakni "meeooo" (Bahasa Indonesia: meeoong, Inggris-US: meeooww, Inggris-UK: miiaaww, bahasa anda apa? :) ).
Org Timor menyebut "kembarannya" sang kucing besar alias Harimau dengan nama MEO ASU (asu = anjing). Sebutan Meo Asu berarti bahwa Harimau memiliki wajah & potongan tubuh seperti kucing tapi galak seperti anjing.
Tdk seperti Meo, Meo Asu sering dikonotasikan negatif, dlm artian Meo Asu dipandang sebagai hewan yg tidak bersahabat dengan manusia tapi galak & berbahaya, seperti suka memangsa hewan peliharaan maupun menerkam manusia sendiri. Gabungan dari nama Meo & Asu utk menyebut Harimau ini bisa mengindikasikan bahwa sejak dulu Harimau tidak pernah ada di Pulau Timor sehingga tidak ada nama khusus dlm bahasa sehari-hari.
Perilaku Meo berpengaruh pada beberapa kosa kata Bahasa Timor diantaranya "nmeo" yg berarti mengintip. "A meot" yg artinya mata-mata. Kucing biasanya mengintip atau memata-matai mangsanya sebelum disergap.
Dalam sistim pemerintahan tradisional istilah Meo dipakai sebagai julukan utuk prajurit & mereka yg bertugas mengamankan suatu wilayah maupun memperluas wilayah kekuasaan. Kedudukannya berada di bawah Usif (raja). Meo sangat berperan dlm keberhasilan seorang Usif.
Perilaku kucing disematkan pada para penjaga keamanan ini karena para Meo dlm tugasnya harus mengedepankan sikap bersahabat dengan "tuannya" (raja & rakyat), lincah berperang, penuh perhitungan & kehati-hatian sebelum menghabisi musuhnya, selalu siaga utk mengatasi setiap gangguan serta mengedepankan taktik bukan asal serang.
Pimpinan dari para Meo disebut Meo Naek. "Naek" artinya besar, sehingga Meo Naek bisa diartikan sebagai Panglima Besar dalam wilayah kekuasaan itu. Penyandang julukan Meo hanya laki-laki, perempuan tidak.
Julukan Meo biasanya disematkan pada sebuah marga yg berlanjut turun-temurun. Tidak sembarang marga bisa dijuluki Meo. Oleh karena itu, dahulu kala utk mendapatkan julukan Meo, Nenek Moyang marga itu harus lebih dahulu melalui ujian & tugas yg maha berat dari Usif (raja) disaksikan Tob (rakyat).
Misalnya harus melewati "ote naus" yakni ritual utk mendapatkan petujuk dari Kekuatan Supranatural, seorang diri berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh, berhasil membunuh sosok incaran, dll. Julukan Meo juga biasa diberikan pada pribadi tertentu yg dilibatkan dlm perang.
Sebuah contoh bagaimana para Meo menghabisi musuhnya bisa terlihat dari cerita Perang Kolbano tahun 1907. Dalam perang ini para Meo dibawah pimpinan Usif Boi Kapitan membunuh 14 org pasukan Belanda melalui taktik cerdas yg dijalankan dengan rapi.
Tentara Belanda yg datang hendak menagih denda bagi Boi Kapitan & rakyat Kolbano disambut terlebih dahulu dengan "natoni & oko mama" lalu disuguhi minuman kelapa muda shg mereka nyaman & tidak menyadari akan diserang.
Saat merasa aman itulah dengan cepat & serentak wajah mereka disiram dengan cairan kurus & abu ra'o (abu dapur) bercampur bubuk kurus utk membutakan mata mereka terlebih dahulu sebelum digorok dengan "benas" (parang bertani) tajam yg telah diselipkan dibalik sarung para Meo.
Taktik ini dipakai karena mereka sadar kalau senjata tradisional yg mereka miliki (senapan tumbuk & kelewang) tidak mungkin mengimbangi senjata otomatis milik Belanda & perang dengan cara lain mungkin tidak berhasil.
(Catatan: Meo Naek pada saat perang Kolbano itu adalah Tua Lakapu, kakek buyut .
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://pitherpung.blogspot.com/feeds/posts/default
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Post
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit