Masih dengan mimpi sederhana.
Kau dan aku bermandikan hujan pemberian semesta, berdansa hingga kaki melemah. Lalu kita tertawa gembira, seolah kau dan aku akan bersama selamanya.
Lalu aku bertanya, "Maukah kau mewujudkannya?"
Kau berhenti tertawa, menggeleng lemah. "Maaf, aku tak bisa."
Aku kehilangan kata, melihatmu berpaling menjauh ke sana.
Saat itu aku sadar, bahwa kau tidak pernah ingin memperjuangkan mimpi kita berdua.
Lututku menghantam tanah, dan tubuhku dipeluk guyuran hujan yang tertawa. Aku mati rasa, dihantam kecewa yang tak mampu kuterima.
Source pic: pinterest