Dalam perjalanan panjang yang sempat ku pastikan bertujuan
Aku menemukanmu sebagai sumber kebahagiaan
Kebahagian yang menarik lenganku dalam bimbang tak bertujuan
Hati merapat meninggikan harap pada yang tak berhak
Dalam hal itu aku tak kuasa mengintip ketetapan
Aku berteman dengan sebuah rasa
Aku bertanyak sebuah alasan,
Untuk apa kita dipertemukan?
Jika faktanya, kebersamaan itu jelas terhalang
Oleh sebuah rencana yang telanjur dikukuhkan
Hatiku tertahan dipersimpangan
Jujur saja, aku mencintaimu, menyanyangimu dengan kesungguhan
Tetapi kakiku terlarang untuk mendekapmu dalam kenyataan
Aku hanya boleh menyanyangimu dalam diam
Itu menyakitkan
Dalam kerahasiaan yang berharga di hati dan juga ingatan.
Sejatinya aku ingin memiliki
Tapi kau tak berhak ku miliki
Sudah kucoba berulang kali untuk meminta hatiku berhenti
Tapi yang kudapati, kau justru semakin ku cintai
Sudah jelas, sekeras apa pun berusaha
Arah pandang kita tak pernah sama
Doa-doa kita, tidak bertemu pada amin yang sama
Sebuah rumah dengan dua pedoman,
Terlalu sulit untuk ku bangun kenyakinan
Sepanjang apa pun jalan ini,
Kita hanya semakin melukai
Lebih dan lebih dalam lagi
Aku ingin mundur, satu atau dua langkah
Bahkan kalo memang bisa dan harus kulakukan
Aku bersedia membalikkan arah (susah)
Tak lagi mengarah kepadamu.