Tentang racikan kopi yang sejiwa,ia tau berapa takaran tentang pahit manisnya yang mampu merasakan dari butiran butiran rindu yang melahirkan debaran dalam cangkir asmara.
aromanya yang melekat,mengental di setiap serima dengan tetesnya yang jatuh menggoda.
Merah bibir perempuan kopi,lirih menyantun syair syahdu.
ia menuliskan lelaki hujan yang bermata biru,tersebab malam yang menghampiri meminta memesan lembaran lembaran sunyi merebus waktu bertahun tahun menahan dahaga rindu di bilik sepi.
kopi,hujan,puisi dan mantra mantra yang ajaib menyeret langkah pada tentang yang di geremuni penari gerimis.
Menyatu menuju malam yang gelap bersama meritualkan sunyi.
dengan tatapan menangis.
berderet tebal pandangan pada secangkir kopi hitam.
masih terkisah perempuan kopi yang memerangi sebatang nikotin.
berharap sampai waktunya tiba ritual berakhir menjadi sempurna.