A Record of the Romantic Journey of a Poet | Catatan Perjalanan Romantik Penyair Ayu |

in poetry •  6 years ago 

SHI_01.jpg


A place and a trip are a source of inspiration. Literature writer Arswendo Atmowiloto in the book "Mengarang itu Gampang" (Writing is Easy) to admit that he is most easily inspired when making a trip. Not that the story he wrote would be merely about travel or about the place he visited.

That’s not. Arswendo is not just making a travel record, although there is a possibility that there are parts of the trip that appear in the story.

However, the journey itself is a physical media in the form of physical movement from one place to another. The soul and inspiration of a trip can be different. He can be in the form of dreams, imagination, memories (whether he wants to be forgotten or strengthened or wants to build a new memory), it may even not be part of it. The trip is a journey that must be passed without any frills.

Perhaps that is how we interpret the birth of the poet's book from Garut, West Java, Ratna Ayu Budhiarti. From his trip to a number of European countries, the birth of a collection of poems *Sebelas Hari Istimewa or Eleven Special Days were published by JBS.

Although it has been stated that the 129-page book is a travel poem, the content in it is not only about travel. I really haven't read it because until May 29, 2019 at 08.00 Western Indonesian Time, I haven't received the book. I ordered three copies during pre-order.

I will present two exs plans to two high school students of Sukma Lhokseumawe who want to take part in a poetry contest. Both are women, and I want them to learn from the poems of Ratna Ayu Budhiarti who is also a woman. Pretty woman I think.

I suggested that the two high school students also read other poetry books (of cource), both of which were born from the inner experiences of male and female poets.

I can conclude that the book does not all contain a trip from Ayu's quotes on Instagram account @ratnaayu_b or on a Facebook account. There is hope there, as well as a Ayu's inner view of a period, a place, an event (past and future), and a poetic description of a place. Everything is interwoven in the verses of the poem carefully scanned from the growing tree of diction in the hearts and minds of Ratna Ayu Budhiarti.

Hers inner experience and diligent struggle have made Ayu have a stick or several diksi trees which bear fruit and can be picked at any time. Travel to Europe, predictable for 11 days, of course making the tree higher, more fertile, with the fruits are getting richer.

To find out the contents of Sebelas Hari Istimewa, I could have asked Ayu to give instructions because we were close friends. However, I prefer to imagine the book and prove the truth of the imagination when the book arrived.

In addition to poetry, there are also photographs with interesting and exclusive angles in several European countries. I make sure this is true and not based on the power of imagination, but the result of my introduction to the IG account @ratnaayu_b. Although the sheet containing the photo was revealed quickly, the interesting impression did not just slip away.

For those who are curious to collect the poetry book — who knows, inspired to write similar poetry even though it doesn't have to be in Europe — please order at JBS through JBS 0818-0271-7528 contact number. You will not regret and will share the romantic vibrations of a trip in Europe.[]


IMG_9607.jpg



Catatan Perjalanan Romantik Penyair Ayu

Sebuah tempat dan perjalanan merupakan sumber inspirasi. Sastrawan Arswendo Atmowiloto dalam buku Mengarang itu Gampang mengakui dia paling mudah terinspirasi ketika melakukan sebuah perjalanan. Bukan berarti kisah yang ditulisnya akan melulu tentang perjalanan atau mengenai tempat yang dikunjunginya.

Bukan. Arswendo tidak sedang membuat catatan perjalanan semata, meski tidak tertutup kemungkinan ada bagian dari perjalanan itu yang muncul dalam kisah.

Namun, perjalanan itu sendiri adalah sebuah media fisik berupa perpindahan raga dari satu tempat ke tempat lain. Jiwa dan inspirasi dari sebuah perjalanan bisa jadi berbeda. Dia bisa berupa mimpi, imajinasi, kenangan (baik yang ingin dilupakan maupun diperkuat atau ingin membangun sebuah kenangan baru), bahkan bisa jadi bukan bagian dari sebuah itu. Perjalanan adalah sebuah perjalanan yang harus dilalui tanpa embel-embel apapun.

Barangkali seperti itulah kita memaknai kelahiran buku puisi penyair ayu asal Garut, Jawa Barat, Ratna Ayu Budhiarti. Dari perjalanannya ke sejumlah negara Eropa, lahirnya kumpulan puisi Sebelas Hari Istimewa yang diterbitkan JBS.

Meski sudah disebutkan bahwa buku setebal 129 halaman tersebut merupakan puisi perjalanan, isi di dalamnya tidak melulu tentang perjalanan. Saya memang belum membacanya karena sampai 29 Mei 2019 pukul 08.00, buku tersebut belum saya terima. Saya memesan tiga ekslemplar semasa masih pre order.

Dua eks rencananya akan saya hadiahkan kepada dua pelajar SMA Sukma Lhokseumawe yang hendak mengikuti lomba puisi. Keduanya adalah perempuan, dan saya ingin mereka belajar dari puisi-puisi Ratna Ayu Budhiarti yang juga seorang perempuan.

Tentu saja, saya menyarankan kedua pelajar SMA itu juga membaca buku puisi yang lain, baik yang lahir dari pengalaman batin seorang penyair lelaki maupun perempuan.

Saya bisa menyimpulkan bahwa buku itu tidak semuanya berisi perjalanan dari kutipan-kutipan Ayu dalam akun Instagram @ratnaayu_b maupun di akun Facebook. Ada harapan di sana, juga pandangan batin seorang Ayu terhadap suatu masa, sebuah tempat, sebuah kejadian (di masa lalu dan di masa mendatang), dan deskripsi puitik tentang suatu tempat. Semuanya berkelindan dalam bait-bait puisi yang dipetik secara hati-hati dari pohon diksi yang sedang tumbuh menjulang dalam hati dan pikiran Ratna Ayu Budhiarti.

Pengalaman batinnya dan pergelutan yang tekun telah membuat Ayu memiliki sebatang atau beberapa batang pohon diksi yang berbuah ranum dan bisa dipetik kapan saja. Perjalanan ke Eropa, bisa ditebak selama 11 hari, tentunya membuat pohon itu semakin tinggi, semakin subur, dengan buahnya yang semakin ranum.

Untuk mengetahui isi Sebelas Hari Istimewa, saya bisa saja meminta Ayu memberikan petunjuk karena kami bersahabat baik. Namun, saya lebih senang mengimajinasikan buku itu dan membuktikan kebenaran imajinasi ketika buku itu sampai.

Selain puisi, di dalamnya juga terdapat foto-foto dengan sudut menarik dan eksklusif di beberapa negara Eropa. Ini saya pastikan benar dan bukan bersumber dari kekuatan imajinasi, melainkan hasil intipan saya ke akun IG @ratnaayu_b. Meski lembaran berisi foto itu tersingkap cepat, kesan menarik tak lepas begitu saja.

Bagi yang penasaran ingin mengoleksi buku puisi itu—siapa tahu terinspirasi menulis puisi serupa meski tak harus di Eropa—silakan memesan di JBS melalui nomor kontak JBS 0818-0271-7528. Anda tidak akan menyesal dan akan ikut merasakan getar romantik sebuah perjalanan di Eropa.[]


IMG_9611.jpg


IMG_9610.jpg
Source


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq

Saya yakin perjalan membuat orang lebih kaya inspirasi lalu menuangkan dalam diksi yang lebih berwarna. perjalanan yang bisa saja secara fisik atau justru rohani memang akan membuat kita bisa terlepas dari belenggu kata. Jika seorang yang suka sastra akan menjadikan ia sebagai sumber inspiras yang segar dan penuh dengan makna.
Sebagai perempuan maka Ratna Ayu membidik keindahan eropa dan bisa jadi menggnakan kejalanannya untuk emilih kata sehingga terlihat betinanya seorang ayu. Perempuan bisa jadi lebih jantan.
Salam dari klate Jawa Tengah

Neng Ratna Ayu Budhiarti sudah melahirkan puluhan buku puisi, terutama yang keroyokan dengan penyair lain. Puisi perjalanan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Layak untuk dikoleksi.

terima kasih