Pertemuan Penyair Nusantara yang pada 2019 memasuki tahun kesebelas, berlangsung di Kudus, Jawa Tengah, 28 - 30 Juni 2019. Kudus ada sebuah kota yang terkenal karena di sinilah diproduksi rokok Djarum yang pemiliknya selama beberapa tahun terakhir dinobatkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia.
Karena jalanan macet, saya terlambat mengikuti Pembukaan di Hotel Griptha, Kudus. Tanpa mandi, padahal selama lebih dari 24 jam terakhir saya belum mandi dan berada dalam perjalanan darat dan udara, saya langsung masuk ke ruangan.
Setelah menyelesaikan masalah administrasi, saya memutuskan untuk makan malam di tengah acara. Jadi, makan malam sambil mendengar sambutan dan menonton musikalisasi puisi.
PPN XI tidak hanya dihadiri oleh penyair dari berbagai kita di Indonesia, tetapi juga ada penyair dari Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam. Mereka juga membaca puisi saat Pembukaan.
Sayangnya, kita tidak bisa menikmati pembacaan puisi dengan nyaman karena di barisan belakang, asal rokok dan orang-orang berbicara dengan keras. Untuk menikmati acara tersebut dan bisa leluasa mengambil foto, saya pun pindah ke depan.
Dan selama mengambil foto juga berfoto bersama dengan sejumlah penyair besar yang selama ini hanya mendengar namanya, tas dari panitia berisi beberapa buku, saya letakkan di kursi. Celakanya, ketika kembali, tas tersebut sudah hilang.
Untuk buku, barangkali saya bisa mendapatkan penghantinya. Namun, di dalam tas tersebut juga ada charge HP IPhone yang sengaja saya simpan biar aman. Ternyata malah tidak aman.
Terpaksa gadget saya tidak menyala karena tidak ada charger. Kegiatan penting hari kedua sudah menunggu: Membeli Charge...!
Bersama Pilo Poli, penyair Aceh yang kini tinggal di Jakarta.
Bersama Emi Sui, penyair dari Jakarta yang selama ini hanya kontak di dunia maya.
Ha ha ha itu namanya keterlambatan yang membawa secuil kesialan. Semoga nanti lahir Cerpen dari Bang @ayijufridar seperti dulu saya membaca cerpen Hamsad Rangkuti "Pedagang Kacang dari Beureunuen" yang kehilangan kameranya di Sigli saat pertemuan penyair, tapi dia beruntung penjual kacang dan pelayan hotel dengan baik hati mengembalikan kamera yang tergolong mahal pada masa itu.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Akibat kehilangan tas dan charger, saya jadi tidak efektif mengikuti Pertemuan Penyair Nusantara. Harus membeli charger lain di Semarang yang jauhnya dua jam perjalanan. Tapi disyukuri saja.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Omaa that jioh lagoe tempat bloe charger.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ada kegembiraan dan perasaan lain yang saling bertindih. Acara yang meriah terpaksa menyisakan rasa tidak nyaman ya bang. Semoga akan jadi inspirasi karya dan bisa menjadi obat penyembuh barang yang hilang berlipat ganda.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bertemu dengan penyair terkemuka di Indonesia, itu sebuah kesempatan langka dan hanya bisa di even besar seperti ini. Jadi, masih banyak yang masih bisa disyukuri.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya betul. meski harus hilang tas ya..
padahal mas joshua igo sudah ngingetin
tasnya
tasnya
Semua itu terasa lebih kecil daripada pertemuan besar penyair senusantara...
Semakin terbayar karena nanti pasti akan lahir cerita, narasi dan sajak yang indah...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit