Putroe Neng (Puisi)

in poetry •  7 years ago 

Oleh @ayijufridar

Angin tertidur dalam pertemuan kita yang pertama sekaligus yang terakhir. Kau ceritakan seratus bisa untuk seratus pejantan. Malam pertama mereka – katamu – akan menjadi malam terakhir yang menyakitkan. Tubuh mereka mengejang sebiru samudra Lamuri. Dengan mata terbuka menuju kenikmatan mematikan.

“Adakah akhir kehidupan yang lebih nikmat dari kematian di puncak berahi?”

Aku gerah di tengah dahaga hasrat pada malam bercahaya bulan emas. Mungkin ini bukan pertemuan penuh madu. Kau bercerita tentang bisa, aku berpikir tentang rasa. Mulutmu mendesah di akhir kisah, aku membayangkan akhir erangan bersahutan. Ingin menjadi pejantan keseratus yang sampai di puncak.

Lihatlah aku kini, Putroe; Si Penawar Bisa mengerang ribuan kali, tanpa pernah mati di di puncak rasa. Dadamu dan dadaku menjadi kita.

2010

Kaver Putroe Neng@RESENSI.jpg
cover of Putroe Neng's novel by @ayijufridar (Grasindo, 2011)

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Mantap kawan, Teruslah berkarya @ayijufridar salam komunitas steemit indonesia 😉

Terima kasih @aiqabrago...

sama-sama @ayijufridar 😊