The Simplicity of Dictation in Poetry | Kesederhanaan Diksi Dalam Puisi |

in poetry •  6 years ago 



Writing poetry does not need to be difficult so it becomes a burden, especially when just starting it. Various theories sometimes become obstacles to motivation in writing poetry. Many prospective writers stop, because they are bullied by people who feel they are more qualified.

If we read a poem by Sapardi Djoko Damono, we will find simple diction, one of them as we find in the poem "Like the Fog" below. No complicated diction, or language that wants to give a great impression.

In an interview, Sapardi even reminded prospective poets not to seek meaning or idioms behind diction. Poetry just to be enjoyed, he said. Maybe that's why we really enjoy a song in English or Spanish even though we don't know the meaning. []

Lorong Asa, April 2, 2019




Sapardi Djoko Damono:

LIKE A FOG

I will love you
like fog
which disappeared in the sun
:
I will incarnate clouds
carefully climb the hill
so you can rain you
:
on a good day later






Kesederhanaan Diksi Dalam Puisi

Menulis puisi tidak perlu bersulit-sulit sehingga menjadi beban, apalagi ketika baru memulainya. Berbagai teori kadang menjadi penghambat motivasi dalam menulis puisi. Banyak calon penulis yang berhenti, karena di-bully oleh orang yang merasa dirinya lebih berkualitas.

Kalau kita membaca puisi karya Sapardi Djoko Damono, kita akan menemukan diksi-diksi yang sederhana, salah satunya seperti yang kita temukan dalam puisi “Seperti Kabut” di bawah ini. Tidak ada diksi yang rumit-rumit, atau bahasa yang ingin memberi kesan hebat.

Dalam sebuah wawancara, Sapardi bahkan mengingatkan calon penyair agar tidak perlu mencari makna atau idiom di balik diksi. Puisi untuk dinikmati saja, katanya. Barangkali itulah mengapa kita sangat menikmati sebuah lagu dalam bahasa Inggris atau Spanyol meski kita tidak tahu artinya.[]

Lorong Asa, 2 April 2019*




Sapardi Djoko Damono:
SEPERTI KABUT
aku akan menyayangimu
seperti kabut
yang raib di cahaya matahari
:
aku akan menjelma awan
hati-hati mendaki bukit
agar bisa menghujanimu
:
pada suatu hari baik nanti






Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

ya benar bang @ayijufridar. memang tampak sederhana, namun juga tidak sesederhana apa yang kita bayangkan ya bang. Saat menulis puisi kadang ada saat kite menemukan diksi menarik lalu tiba-tiba hilang dan tak ketemu lagi. Itu mengapa mngkin perlu cara kerja blockchain. begitu ada ide langsung terdata hingga tak hilang.
Salam dari klaten jawa tengah

Sederhana bukan berarti menggampangkan, tetap harus memilih diksi yang tepat, puitis. Kalau gampang hilang, memang sebaiknya sebuah karya itu langsung ditulis dan diperbaiki setiap kekurangannya. Saleum.

Saya paling suka membaca puisinya Khalil Gibran, terkadang saya juga memberanikan diri untuk menulis puisi di steemit, tapi endingnya gak karuan, alias hancur 😁😂

Saya juga suka Khalil Gibran dan punya beberapa bukunya. Oh ya, di Steemit kita tidak perlu rgu dalam menulis apa pun, karena sudah pasti dimuat, hehehehehe. Kita jadikan saja blog di Steemit sebagai tempat untuk belajar dan saling mengoreksi.

Betul ! Saya sangat setuju, Steemit ibarat kuali raksasa, yang didalamnya ada banyak cerita dari olah kata, hingga rasa, para steemiannya.

Salam sukses selalu.

Betul ! Saya sangat setuju, Steemit ibarat kuali raksasa, yang didalamnya ada banyak cerita dari olah kata, hingga rasa, para steemiannya.

Salam sukses selalu.