Entah apa yang dibisik awan pada langit pagi ini
Aftab tak sedetik barang muncul dengan senyum terbaik, hingga angin bertanya-tanya melalui silirnya.
Aftab lupa sudah masuk gilir jaga agar bulan tak kesiangan menampak rupa, menanda diri di mata tawang.
Mungkinkah aftab tertutup nyiru, hingga ia lelap lebih lama di bilah lain dunia. Hingga nyata kata semu ambigu. Harusnya sepenggalah ia kini, cerah ketika pagi masih sebentar. Sebelum kilau hilang di bumantara air yang pendar.
Di kelabu langit Tanah Rencong,
Kemarin 34°C, kini terhenti di 22 saja
Sore sayu, syahdu.