Sajak-Sajak Rahmad Sanjaya Bulan Januari 2018

in poetry •  7 years ago  (edited)

baca puisi si jaya (8).jpg
Foto: Rahmad Sanjaya

JEJAK FANSURI

Aku melihat ada fansuri di wajah dan hatimu
Melingkar di balik gulita negeri
Menyerigai kondisi lalulalang zaman
Yang kian bombastis
Dan kau menukilnya
Dalam bait – bait syair
Nasehat yang dibalut aqidah

Banda Aceh, Januari 2018

baca puisi si jaya (10).jpg
Foto: Rahmad Sanjaya

BULAN SABIT MENGGANTUNG DI MENARA MASJID

Senja jatuh
Langit mulai merah
Bulan sabit menyerigai di menara masjid
Diantara biji tasbih yang menghitung jejak
Tuhan
Izinkan aku menambal belahan bulan itu
Dan terus menyulam cinta pada Mu

Banda Aceh, Januari 2018

baca puisi si jaya (4).jpg
Foto: Rahmad Sanjaya

DIAMLAH HATIKU

Diamlah hatiku
Jangan gulana
Duduklah tersenyum diantara cita-cita
Sembari bersiul lagu apa saja
berdamailah dengan rasa
bercengkramalah dengan fikir
sambil mencerna segala peristiwa
baca kembali kisah waktu
lantunkan itu dengan merdu
singgasana ini milikmu
tak perlu ragu atau terbelenggu

diamlah hatiku
atur formula sebelum layar terkembang
sebab di depan samudera begitu gamang
penuh misteri dan kekacauan
maka tenangkan denyutmu
bertasbihlah
bermunajadlah
dan
iklaslah

diamlah hatiku
kita akan terus dicoba
seberapa besar mencintai- Nya

Banda Aceh 21 Januari 2018

baca puisi si jaya (6).jpg
Foto: Rahmad Sanjaya

PUISI ITU KITA

Kita adalah bumi
Bumi itu adalah kita
Kita adalah matahari
Matahari itu adalah kita
Kita adalah bulan
Bulan itu adalah kita
Kita adalah air
Air itu adalah kita
Kita adalah api
Api itu adalah kita
Kita adalah angin
Angin itu adalah kita
Kita adalah musim
Musim itu adalah kita
Kita adalah kehidupan
Kehidupan itu adalah kita
Kita adalah ruh
Ruh itu adalah kita
Kita adalah cinta
Cinta itu adalah kita
Kita adalah risalah
Risalah itu adalah kita
Kita adalah jiwa
Jiwa itu adalah kita
Kita adalah lentera
Lentera itu adalah kita
Kita adalah penguasa
Penguasa itu adalah kita
Kita adalah bendera
Bendera itu adalah kita
Kita adalah Negara
Negara itu adalah kita
Kita adalah puisi
Hanya satu klik
Seluruhnya milik Allah

Banda Aceh, 21 Januari 2018

baca puisi si jaya (7).jpg
Foto: Rahmad Sanjaya

KEMARAU

Seonggok musim hinggap di ranting kering
Nanar menatap matahari yang kian terik
Lukanya kian mengangga
Entah sampai kapan hujan menyapa

Jiwa yang terus mengembara
Semakin masai tertimpa kabut
Namun tak seembun menitik
Bumi yang gelisah
Terus berharap berkah

Allahu Akbar
keluh mengeluhku kian berduri
Engkau Lebih tahu gelisahku
yang nestapa ditengah jiwa yang rapuh.

Banda Aceh Januari 2018

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rahmadsanjaya from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.