Good morning, Windy...
Aku tidak lagi sanggup beranjak keluar, ketika derit jendela terasa memekakkan gendang telinga... Mungkin mesti kuoleskan pelumas. Tapi, sebelum pikiran itu menyela kamu sudah merasuk kedalam jiwa.
Gigil ini menyiksa tulang belulang rapuh yang masih kujaga. Lama tak bersua, gerak lemah ini masih ragu. Apa mungkin aku harus mengingatnya? Bukankah ketika kamu menghampiri, tentu seharusnya aku kehabisan waktu untuk mengingatnya.
Aku sepertinya kaku oleh kenangan yang kamu bawa. Rasa sakit olehmu seharusnya pagi ini terlupakan. Beginikah rasanya ketika kamu datang menghampiri...
Good morning, Windy...
Kali terakhir kamu menyapa, aku terlalu lelah dan mati rasa. Ingatanku baru kembali di sore hari dan bulir-bulir hangat menderas. Ada titik-titik basah jatuh di kedua telapak tanganku. Terasa hangat sejenak lalu kamu mendinginkan dan kering kemudian.
Seharusnya kamu tidak datang untuk kenangan yang memudar. Mendinginkan hati yang terluka agar tak mati rasa. Tapi, kedatanganmu bukan pengobat luka... Sungguh, aku tidak berbohong. Kamu datang merasuk dan menyiksaku. Sebab masa silam, baik kini, kamu tetap sama...
Good morning, Windy...
Sudah kami upvote dan resteem ke ribuan follower yah.. :-3 Terimakasih sudah memvoting kami sebagai witness dan kurator.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit