Pemilu Ulang - Tuntutan Halu steemCreated with Sketch.

in politik •  8 months ago 

Permintaan pemilu ulang oleh paslon 01 dan 03 adalah halu tingkat tinggi. Mereka tidak memikirkan berapa besar biaya yang diperlukan. Mereka menuduh curang karena kalah. Jika mereka menang tak akan menuduh curang.

Kecurangan ternyata tidak terbukti. Perolehan suara mereka sangat jauh dari harapan hanya dibawah 25 %. Sementara 02 meraih 58 %. Bayangkan kecurangan seperti apa sehingga memenangkan angka yang sangat besar. Hal ini tidak mungkin terjadi. Kecurangan terjadi jika selisih suara antara 1 sampai 5 %. Ini selisih suara lebih dari 25 %. Tidak mungkin sebuah kecurangan bisa memanipulasi suara sebesar itu.

58 % adalah pilihan rakyat. Tuntutan pemilu ulang tanpa Gibra adalah hal yang tidak masuk akal dan terkesan egois. Mereka juga akan tetap kalah. Strategi mereka memang payah sehingga kalah. Survei kepuasan terhadap Jokowi itu diatas 80%. Mereka mengusung isu perubahan dan menyerang Jokowi sementara rakyat yang puas 80%. Ini sama saja mereka meninju gunung batu yang luka mereka sendiri. Jika kepuasan terhadap Jokowi dibawah 50% maka isu perubahan mungkin akan menjadi sebuah ide yang menarik.

Dari sini saja mereka kalah apalagi melihat bagaimana pendukung 01 terutama yang merasa sok agamis. Mereka anggap pemilih 02 bodoh, tidak agamis, tidak islami, anti agama dan bahkan munafiq. Pola kampanye yang dilakukan oleh pendukung 01 sangat tidak menarik simpati masyarakat secara umum. Metode ini hanya menjadi "omon-omon" diantara mereka. Pikiran halu akhirnya menghantui mereka dengan tidak percaya survei, tidak percaya sirekap dan tidak percaya KPU.

Kekalahan telak tidak membuat mereka jera malah semakin menjadi-jadi paska pengunguman KPU. Mereka demo mau menurunkan Jokowi. Menurunkan presiden berkuasa kok cuma satu RT... maaf itu sindiran pribadi.

Seorang panutan umat Din S malah mengompori untuk demo di bulan puasa. Akhirnya apa.. si Din itu kehilangan harga dirinya dimata masyarakat Indonesia, Di tiktok di buly habis... bagaimana seorang ulama sampai menjadi bahan olok-olokan... salah siapa? Menurut saya sih salah si ulama itu sendiri bukan salahnya masyarakat.

Sebagai kesimpulan.. pemilu ulang hanya buang -buang waktu, tenaga dan biaya. Kalau mau merubah sistem pemilu, bukankah 01 dan 03 mendapatkan kursi banyak di anggota dewan. Mereka harus mulai dari DPR dengan merevisi undang-undang yang sudah ada.. Undang-undang yang lama kan buatan 03 ternyata undang-undang itu senjata makan tuan untuk 03.. wkwkwk.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.