"Seruan Aksi Nasional 'Jokowi End Game': Mengundang seluruh elemen masyarakat!! Untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya," demikian seruan pada poster tersebut. Dituliskan aksi itu akan dilakukan pada 24 Juli dengan melakukan long march dari kawasan Glodok ke Istana Negara.
Isu demo 'Jokowi End Game' ini sampai di telinga aparat kepolisian. Sehari sebelum rencana aksi itu muncul, polisi mewanti-wanti agar massa tidak turun ke jalan, mengingat, situasi COVID-19 di DKI Jakarta masih tinggi.
"Lihat rumah sakit, kuburan, udah penuh. Apa mau diperpanjang lagi PPKM ini sementara masyarakat mengharapkan supaya bisa relaksasi. Tapi intinya di sini bagaimana masyarakat mau sadar, mau disiplin hindari kerumunan," ujar Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (23/7/2021).
Meski begitu, jajaran Polda Metro Jaya tetap menyiapkan pengamanan. Ada 3.385 personel gabungan TNI dan polisi yang disiagakan untuk mengantisipasi adanya aksi tersebut.
Pemeriksaan di Penyekatan Diperketat
Selain menyiapkan pengamanan di sekitar lokasi aksi, polisi juga memperketat pemeriksaan di titik penyekatan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pendemo yang turun ke jalan.
"Betul sekali, untuk titik penyekatan akan kami perketat. Apabila ada orang yang tidak berkepentingan atau hanya ingin jalan-jalan, akan kami putar balikkan," kata Kabag Ops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Dermawan Karosekali saat ditemui di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (24/7/2021).
Di tempat lain, seperti di kawasan Glodok, polisi melakukan penutupan akses. Sementara di kawasan Istana Negara, lalu lintas tetap dibuka dengan penjagaan ketat aparat kepolisian dan pengamanan kendaraan taktis hingga barrier.
Tak Ada Demo
Namun rupanya, demo 'Jokowi End Game' ini hanya isapan jempol belaka. Sepanjang Sabtu (24/7), tidak ada massa yang turun ke jalan di sekitar Glodok maupun Istana Negara.