Bilingual
GEMALAU RISAU
Muklis Puna
Matahari menapaki siang
Menghisap gelombang merambat ke pantai
Di sini, di pondok pondok resah
Aku mengambang dalam lamunan kelam
Matahari perlahan menuruni bukit-bukit teduh
Kakiku terposok dalam lumpur
Padahal seribu bulan menghadng jiwa
Namun dada masih kemarau rasa
Aku laksana dahaga laut mengulum pasang
Matahari sudah ditelam malam gulita
Burung burung malam bersenda dengan embun
Aku terpaku menopang dagu
Angan mengawang menyelinap dari bara
Hembusan panas menguliti saraf
Malam ini di tengah jiwa bergelayut resah
Kucoba melipat waktu dalam kumparan asa
Pada batang batang lontar kukirim resah
Pada rumput -rumput dicumbu bayang kusimpan gerah
Pada redup cahaya bintang kukabari duka
Ku gembalai nasib ini dalam bilangan matahari
Walau jiwa dalam genggaman langit
Lhokseumawe, 6 April 2018
Sumber gambar dari Google
English
KNOWN REMODELED
Muklis Puna
The sun went up in the afternoon
Sucking waves traveling to the beach
Here, in a restless hut lodge
I'm floating in a dark daydream
The sun slowly descends the shady hills
My feet are muddy in the mud
Though a thousand months present soul
But the chest is still dry taste
I am like a sea thrill to tidal pairs
The sun had been sunk in the night
Night birds lace with dew
I froze on my chin
The dreamy eyeballs slipped from the coals
Blowing hot nerve skin
Tonight in the midst of the soul hanging restlessly
I tried to fold the time in the heap of heaps
On the stem of the palm tree I sent restlessly
On the grass I'm stained with the shadow I keep sultry
On the starlit dim light kukabari grief
I am gaining this fate in the sun
Despite the soul in the grip of the sky
Lhokseumawe, April 6, 2018