Ingin sekali menyapamu, mengabarkan rindu walau dalam desah angin tanpa suara
Mata berpeluh hujan, sambaran petir mengirimkan cahaya ke malam gulita
Menerangi gelapnya kerinduan di dada
Menyapa kehilangan dalam kata
Aku berlari karena takut disergap gelap
Aku pergi karena khawatir dihantui pekat
Lalu, aku berteriak, namun suaraku hilang ditikam sunyi
Kemudian ku coba menepi dari jalanan hati
Mencoba merangkai aksara, supaya rindu mempunyai makna
Teringat kembali aku akan episode yang tlah lalu
Dimana cinta masih menjadi mahkota kita
Kau tanggalkan jubah kebesaranmu
Tapi ternyata, ketika cinta mulai membuka tabirnya, kita kehilangan mantra
Puisi indah yang kita rangkai bersama lenyap seketika
Aku masih sempat melihat, menatap kepingan puzzle yang hancur berantakan
Lalu, deras airmata mengaburkannya
Hingga ketika kusadari yang tertinggal hanya jejak luka menganga
Kini..., Kubingkai sosok mu dalam jendela hati
Biar menjadi pengisi dalam bait-bait sunyi detak langkahku
Aku percaya bahwa Sang Penulis takdir punya rahasia
Rahasia tentang kita... !