KESENDIRIAN DIPANTAI RINDU
Oleh : Faizin, SamsulRizal
............................................
Kesendirian dipantai rindu,
Sembari memandang ombak yang begitu syahdu,
Nan indah saling bertamparan sendu,
Memberikan kesejukan dijiwa,
Memberikan kerinduan yang nyata,
Menjatuhkan beberapa harapan yang besar,
Melayangkan sebuah rasa yang tinggi,
Duhai,
Andai aku jadi sampan,
Aku akan menyeberang lautan luas untuk melampiaskan butiran-butiran rindu,
Andai aku jadi ikan,
Akan ku menyelam ke dasar lautan hanya alasan untuk bertemu,
Namun,
Apalah daya,
Aku hanya insan berangan seribu,
Bila kau adalah hujan,
Maka aku hanya sisa rintik semalam yang menetes didaun-daun gersang,
Bila kau adalah langit,
Maka aku hanya riak-riak kecil mega,
Hanyalah garis-garis putih berupa pelengkap keindahan semata,
Tapi aku,
Dengan lemah itu,
Dengan mata yang tak mungkin bisa menembus dinding waktu,
Aku insan yang mencoba bertahan didalam tarian gelora rindu,
Duhai hati,
Bersabarlah, bersabarlah,
Karena rindu bukan menyakiti melainkan untuk membawamu ke alam sendu,
Memberimu peringatan bahwa hati masih punya rasa,
Dimanapun kamu,
Dimanapun tuhan menyembunyikanmu dari pandanganku,
Yang pasti,
Rasa nggak pernah bisa bohong,
Hati tak bisa ku bohongi,
Bahwa rindu sedang berjalan-jalan dihatiku,
Rindu telah membelai ingatanku,
Rindu telah berhasil menghangatkan jiwa yang dingin dengan sejuta bayangan wajahmu,
Sungguh,
Ini bukan hanya sekedar cerita fiktif dalam indah rangkaian susunan kata,
Ini adalah teriakan jiwa,
Ini adalah sebagai ungkapan hati yang sedang gegana,
Bahasa jiwa yang membahas tentang cinta,
Walau hanya di alam maya,
Tuhan,
Demi pantai rindu,
Jagalah melatiku dari kumbang yang jahat,
Sirami bungaku agar kemekarannya selalu terlihat,
Sinari ia dengan mentari kasih sayangmu tuhan,
Peluklah ia dengan selimut kemuliaanmu tuhan,
Rangkul ia dalam pangkuan keta'atan,
Bawa ia ke taman surga yang dirindukan,
Basmi padanya segala keburukan,
Datangkan untuknya segala kebaikan,
Tuhan,
Lihat aku,
Aku hamba, laa haula,
Aku mengemis padamu,
Lindungilah ia tuhan,
Dia jauh dari pandangan,
Tapi genggaman tetap dihati,
Semoga rindu ini segera dijemput,
Secepat petang dijemput senja,
Secepat senja bertemu malam,
Lalu damai bersama dalam pangkuan,
Tuhan,
Hanya harap yang bisa ku ukir,
Tak bisa takdir untuk ku ubah,
Hanya bisa ku berdo'a,
Sedangkan ketentuannya ku serahkan padamu,
................................................
Bireuen, 2 April 2017