PERINGATAN ULAMA SEKALIGUS WALY BESAR YAMAN TENTANG KITAB INSAN KAMIL KARIM AL-JILY
Kaum salik buta biasa nya sering mengajarkan Kitab INSAN KAMIL punya Karim Aljily sebagai landasan pengajian mereka, padahal Kitab Itu dilarang diajarkan dan dilarang untuk dipelajari Oleh Wali wali besar dari Kalangan Sufi zaman dahulu.
Diantara kitab yang digolongkan kedalam golongan ghairu mu'tabarah adalah adalah kitab Kitab Insan Kamil fi ma’rifatil al-Awakhir wal awail karangan Syeikh Abdul Karim bin Ibrahim al-Jily, yang saat ini sedang giat disebarkan oleh sebagian pihak di Aceh.
Mungkin timbul sedikit pertanyaan, apakah pernah ulama-ulama terkemuka dahulu melarang menelaah kitab-kitab tersebut? Berikut ini Saya tampilkan penjelasan Imam Abdullah al-Haddad (wafat 1132 H/1720 M), seorang ulama besar asal Tarim, Hadramaut, Yaman yang sudah tidak asing lagi dan disepakati sebagai seorang waliyullah. Berikut ini penjelasn beliau dalam kitab Risalah Muawanah :
📚 Dan perbanyaklah membaca kitab-kitab hadits, tafsir, dan menelaah kitab-kitab para ulama secara umum, karena hal tersebut merupakan futuh yang umum dan suluk yang sempurna sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian arifin.
📌 Namun sepatutnya kami menjauhi kitab-kitab mereka yang mengandung perkara-perkara yang rumit dan hakikat semata-mata. Hal seperti itu banyak kita jumpai dalam kitab-kitab karangan Syeikh Ibnu Arabi dan pada sebagian kecil risalah-risalah Imam Ghazali seperti kitab al-i'raj dan al-madhnun bih. Syeikh Zaruq dalam kitabnya Ta`sis al-Qawaed menyebutkan satu qaedah tentang anjuran menjauhi kitab-kitab seperti ini, maka lihatkan jika kamu kehendaki. Beliau tidak menyebutkan sebagian darinya kitab-kitab karangan Syeikh Abdul Karim al-Kailani (al-Jily) karena beliau lebih tertakhir masanya, karangan-karangan beliau termasuk kitab-kitab yang sepatutnya dihindari demi keselamatan.
📚 وعليك بالإكثار من قراءة كتب الحديث والتفسير ومن مطالعة كتب القوم عامة فإن ذلك فتح عام وسلوك تام كما قال بعض العارفين.
ولكن ينبغي لك أن تحترز عما يشتمل من رسائلهم على الأمور الغامضة والحقائق المجردة وهذه الأشياء توجد في أكثر مؤلفات الشيخ ابن عربي وفي شيء من رسائل الإمام الغزالي كالمعراج والمضنون به. وقد ذكر الشيخ زروق في "تأسيس القواعد" قاعدة في التحذير من الكتب التي تجري هذا المجرى فراجعها إن شئت، ولم يذكر في جملتها مؤلفات الشيخ عبد الكريم الكيلاني، لأنه متأخر ومؤلفاته عن آخرها مما ينبغي الاحتراز عنها إيثاراً للسلامة.
Semoga Kita Jauh dari Akidah Sesat.
Salah seorang ulama kharismatik Aceh Al-Mukarram Tgk. H. Muhammad Amin atau akrab di sapa Tumin menyebutkan dalam tausyiahnya bahwa para ulama terdahulu semasa beliau berguru baik pada masa Abu Krueng Kale dan Abuya Muda Waly Al-Khalidy tidak pernah diajarkan kitab “Insan Kamil”. Demikian diantara paparan Abu Tumin sebagaimana dalam siaran tertulis yang disampaikan Tgk. H. Luthfi Arongan, M. Sos (Ayah Panti) selaku Sekjen TASTAFI Bireun kepada liputanaceh.com, minggu, (17/12/2017).
“Saya yang paling tua di sini. Di sini tidak ada leting saya. Tua umur bukan ilmu, kalau ilmu masih sedikit. Saya pernah berguru dengan Ulama 2 kurun, Abu Krueng Kale dan Abuya Muda Waly. Pada masa Abu Krueng Kale dan Abuya Muda Waly tidak pernah ada Ulama Aceh yang mengajarkan kitab “Insan Kamil’,” kata Abu Tumin sebagaimana dikutip oleh Ayah Panti saat memberikan tausyiah dalam acara pelantikan pengurus TASTAFI Bireun yang juga di lantik oleh Abu MUDI bertempat di Meunasah Kulah Batee, Kota Bireun, sabtu, (16/12/2017) selepas shalat Isya berjamaah jam. 20.00 WIB.
Ayah juga menyebutkan sebagai sosok ulama kharismatik Aceh yang tertua dan salah satu murid Abuya Muda Waly yang pernah belajar langsung kepada Al-Marhum Abuya Muda Waly. Beliau bertanya kepada hadirin, apakah mereka para ulama seperti Abuya Muda Waly dan Abu Krueng Kale tidak tahu tentang kitab Insan Kamil? Tentunya tidak mungkin jawab Abu Tu dalam halaqah ilmu tersebut.
“Apakah mereka (Abuya Muda Waly dan Abu Krueng Kalee tidak tahu kitab “Insan Kamil”? Tidak mungkin,” tanya dan di jawab sendiri Abu Tu yang juga pimpinan Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam, Blang Bladeh, Bireuen itu.
Ayah Panti juga menegaskan dalam kesempatan itu juga Abu Tu menyebutkan bahkan juga sebelumnya sejak masa Syekh Abdurrauf dimana beliau melahirkan Ulama-ulama besar sehingga digelar Aceh Serambi Mekkah, tidak pernah terdengar ada Ulama Aceh yang menjadikan mata pelajaran “Insan Kamil”.
*Dn sedikit penambahan kami.dimana sekarang ada aliran yg tdk lagi memntingkn solat terawih.kata kelompok mereka solat terawih sunat.jdi bukan hal yg wajib dn penting.mereka lebh memntingkan zikir dripada syariah ²lain.mereka zikir tengh2 mlm.tanpa solat terawih.padahal ulama ²kitanmasih solat terawih.tpi mereka tdk.kata mereka cuma sunah.bukn wajib.. nauzubillah.yg penting zikir supaya naik k maqam hakikat.
Waallhua'lam