26 Desember 2004
Minggu pagi, sehari pasca liburan Natal dan menjelang perayaan tahun baru. Rutinitas pagi hari di Aceh berlangsung seperti biasa. Lambat dan sunyi tenang selayaknya aktivitas kota di hari libur. Namun ketika jarum jam menunjukkan waktu 07.58 WIB, tanpa prediksi apapun, tanpa ada peringatan atau alarm tanda bencana yang berbunyi, sebuah gempa sangat dahsyat berkekutaan 9,3 SR mengguncangkan tanah Nangroe Aceh Darussalam. Kekuatan gempa begitu dahsyat dan durasi yang sangat lama. Setelah hampir 10 menit bumi bergetar hebat karena gempa dangkal di dasar laut, tsunami datang menggulung pesisir Aceh, ketinggian tsunami Aceh diperkirakan mencapai 30 meter!
27 Desember 2004
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis pernyataan pilu bahwa bencana tsunami Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi dalam sejaran bencana modern. Bantuan kemanusiaan dari lembaga internasional pun mulai bergerak menuju kawasan bencana. Kawasan terparah yang dilanda tsunami adalah Aceh Indonesia, Khao Lak di Thailand dan sebagian Sri Lanka dan India.
30 Desember 2004
Sekretaris Jenderal PBB yang menjabat saat itu, Khofi Annan menyatakan bahwa korban bencana tsunami diperkirakan akan mencapai lebih dari 115.000 jiwa korban tewas.
31 Desember 2004
Lewat perhitungan sementara jumlah koran tewas yang berserakan ditiap sudut Kota Aceh, Indonesia ditetapkan sebagai wilayah yang mengalami dampak terparah dan bencana tsunami. Korban tewas di Indonesia diperkirakan mencapai lebih 100.000 orang! Sebuah perkiraan yang begitu kelam dan membuat kaget ratusan juta masyarakat Indonesia.