Judul : Metode Belajar KBA
Sharing, Caring, And Producing Knowledge
Penulis : Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad
Penerbit : Bandar Publishing
Tahun : 2018
Cet : 1
Ukuran : 14 x20 cm
Halaman : XVIII + 253 Hlm
Buku Metode Belajar KBA berwarna biru dongker dengan gambar otak di covernya. Buku ini terdiri atas tujuh bab. Semua bab berisikan cara belajar KBA. KBA bukan sebuah metode belajar baru melainkan nama seorang penulis Aceh yang jenius yaitu Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (KBA). Karyanya lahir sejak ia berusia 22 tahun. Tulisan-tulisannya banyak yang sudah diterbitkan di penerbit lokal, nasional maupun internasional. Saat ini untuk memajukan literasi di Aceh, beliau menggandeng Bandar Publishing sebagai media ujung pena dalam hal penerbitan karya beliau.
Buku ini ditulis secara deskripsi, berisikan pengalaman KBA dalam menekuni dunia literasi. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami, tidak berbelit-belit dan bisa dibaca oleh semua usia dalam rangka ingin memahami dunia literasi. Buku ini dapat memberikan energi yang positif ketika selesai membaca, rasanya ingin sekali bisa mempraktikkan apa yang telah KBA tulis, hanya saja setiap orang memiliki gaya masing-masing tetapi tidak ada salahnya mencoba gaya KBA yang mengedepankan konsistennya terhadap dunia literasi.
Saat ini tidak semua orang suka membaca, apalagi ditengah kesibukan dan daya Tarik android yang lebih kuat daripada lembaran kertas dengan ribuan tinta hitam di atasnya, pasti akan jadi obat kantuk dalam sekejap. Ada beberapa hal yang membuat saya begitu bersemangat setelah membaca buku ini antara lain :
“Memotivasi diri untuk mulai membaca adalah dengan melihat bagaimana pemikir dapat menjadi bagian dari peradaban”
“Membaca, menganalisa dan merenung tidak akan pernah ada akhirnya”
“Komitmen dan kesungguhan sebagai pemacu dan pemicu untuk melakukan produksi keilmuan”
“Menulis adalah sebuah pekerjaan yang tidak ada ujung”
Itulah beberapa penyemangat saya yang membuat diri begitu semangat untuk tidak memproduksi ilmu ke depan. Ternyata produksi keilmuan tidak hanya merubah diri tetapi juga bisa merubah orang lain dan bahkan menjadi bagian dari peradaban dunia. Caranya hanya dengan membaca, membaca, menganalisa, merenung dan menulis. Menulis bukan bakat tetapi pembiasaan dan komitmen. Dan akhirnya hanya seorang pembaca, dan penulis yang berhak memberontak.
Untuk lebih detail, saya ingin membahas perbab dalam buku Metode Belajar KBA:
Bab I Cara Membaca Buku
Program film berseri ACI (Ak Cinta Indonesia) yang tayang di TVRI telah menginspirasi KBA untuk terus belajar meraih mimpi di masa depan. Kebiasaan ini disambut oleh pamannya dengan membelikan buku pintar dan RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap). Ia juga mengumpulkan Koran bekas dan membacanya sampai habis. Kebiasaan ini terus berlanjut hingga ia bersekolah di Madrasah Ulumul Qur’an di Langsa. Ketika itu ia mulai membaca bundel-bundel majalah yang menyajikan topik utama, laporan utama sehingga pola membaca ini mengantarkan KBA pada pegetahuan politik dan ekonomi. Dan satu lagi kebiasaan baik KBA adalah meringkas dan menuliskan kembali apa yang sudah dibaca untuk mengikat bacaan.
Menurut KBA membaca buku adalah proses memahami pikiran orang lain. Tidak jarang banyak yang mengantuk ketika membaca, maka untuk mengantisipasinya seseorang hendaknya berpikir apa yang ingin digali dalam sebuah buku yang dibaca. Meluruskan pikiran diri sendiri terlebih dahulu baru kemudian dapat memahami pikiran orang lain. Setiap pembaca tentu ada tujuannya, ada yang membaca untuk kesenangan, untuk memuaskan rasa ingin tahu, untuk mengisi waktu kosong, untuk menggali suatu informasi dan sebagai hobi. Untuk memotivasi diri dalam membaca, awalnya boleh letakkan semua buku disetiap tempat di rumah, membawa buku kemanapun pergi, menaruh buku di atas tempat tidur, dapur dan memastikan kemanapun melangkah ada buku yang tampak. KBA menyarankan untuk membaca buku biografi orang-orang sukses dalam memicu semangat membaca.
KBA juga menyarankan tips dalam memilih buku bacaan karena tidak semua buku yang booming itu cocok untuk pembaca, artinya kita perlu meresensi terlebih dahulu buku-buku yang ingin kita baca dan satu lagi untuk tidak terkecoh pada judul, cover yang manis. Untuk pemula KBA menyankan membaca buku-buku dasar seperti buku pengantar. Hal ini akan mengarahkan informasi seseroang pada sisi teoritik dan praktik terhadap keilmuan yang digeluti.
Ketika buku sudah ada di tangan, bukalah halaman kata pengantar, dan bacalah kata pengantar dengan seksama. Mengapa harus kata pengantar? Menurut KBA di kata pengantar akan dipahami konteks waktu buku yang ditulis, siapa pembaca yang dituju, siapa saja yang terlibat dalam penulisan buku, siapa saja yang memberikan pengaruh kepada penulis dan siapa target pembaca.
Setelah kata pengantar dibaca dengan baik bukalah halaman belakang yang menyajikan daftar pustaka. Menurut KBA daftar pustaka harus dikomparasikan dengan tahun penerbitan buku. Jika buku terbitan tahun 2015, maka KBA akan melihat buku yang menjadi rujukan dua tahun sebelum buku terbit. Jika tidak merujuk pada dua tahun sebelumnya, maka buku tersebut lemah dari segi data kekinian atau buku lama yang diterbitkan ulang. Ada satu rahasia yang dibagi KBA saat membaca sebuah buku yaitu pembaca harus piawai mendapatkan argument buku, informasi dan teori dalam bacaan yang sedang dinikmati.
Bab II Cara Menulis Buku
Kalimat pertama yang berkesan di bab kedua adalah jika ingin menulis harus kuat membaca. Kebiasaan membaaca KBA telah mengantar ia menjadi penulis yang produktif. Seorang KBA selalu meyempatkan diri untuk membeli buku baru setiap bulan, langganan majalah, tabloid dan koran harian. KBA juga hobi mengkliping opini, berita penting sebagai bahan untuk tulisan-tulisan. KBA juga membeli buku tata bahasa Indonesia, metode penelitian untuk melihat bagaimana cara menulis, seperti apa kalimat, paragraf dan meletakkan ide dalam tulisan.
Dalam folder PC kerja KBA selalu ada draft untuk dijadikan buku, artinya KBA bisa menulis beberapa buku sekaligus sesuai dengan apa yang sedang ia kaji, tidak terpaku pada satu buku. Cara KBA menulis adalah dengan menuliskan pendahuluan buku terlebih dahulu. Pendahuluan menjadi kompas saat ia menulis dan mencari bahan. Ketika pendahuluan sudah selesai ia buat maka sepanjang tahun bisa melakukan penelitian. Maka oleh sebab itu, ketika buku Acehnologi sedang digarap maka buku Metode Belajar KBA juga bisa diselesaikan. Benar-benar sebuah cara yang dapat kita tiru walaupun untuk pemula.
Bukti keseriusan KBA dalam produksi ilmu pengetahuan dengan menulis setiap hari satu halaman sehingga setiap hari draft tulisan dapat bertambah. Jika ingin bertanya kepada KBA bagaimana bisa menulis? KBA sudah menjawabnya dengan baik tapi cobalah bertanya bagaimana jika KBA sehari saja tidak menulis? Jawabannya pasti berbeda. Ada satu nasihat yang KBA katakana bahwa bagi yang baru belajar menulis jangan pikirkan buku anda laris dipasaran tetapi hasilkanlah karya yang sempurna sebagai proses pembelajaran. Mungkin dengan memiliki rasa seperti ini setiap ilmu yang coba kita pelajari dan tulis terasa lebih ikhlas untuk bisa kita bagi tanpa memikirkan materi.
Bab III Cara Melakukan Presentasi
KBA menggunakan metode From Your Heart (FYH) ketika presentasi. Dengan melakukan metode FYH penyatuan dengan pendengar lebih terasa intens. Tidak jarang orang yang melakukan presentasi sering gugup dan berkeringat. Untuk mengantisipasinya carinlah kontak mata dengan audiens yang memiliki tatapan positif dan serius.
Beberapa presentasi yang pernah KBA lakukan adalah presentasi untuk melamar kerja, proposal penelitian, perlombaan tertentu, presentasi kelas mengajar dan presentasi seminar, diskusi publik dan workshop. Masing-masing cara presentasi tertulis rapi dalam buku ini, kelebihan serta kekurangan dalam melakukan prsentasi juga tertulis dengan baik, semua sesuai pengalaman yang dialami KBA. Selain presentasi di atas ada tiga tipe presentasi KBA, pertama historical base yaitu menyajikan presentasi mengikuti kronologis. Lebih banyak menyajikan data sejarah untuk menganalisis keberlangsungan peristiwa. Memahami tren awal hingga akhir. Membuat tabel dengan melihat tanggal peristiwa, pelaku, latarbelakang peristiwa, dampak peristiwa dan konsep yang muncul setelah peristiwa. Terakhir cara menganalisis adalah dengan menanyakan apa dan bagaimana makna dari peristiwa tersebut. Jadi sebenarnya KBA mengkontruksi suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang kemudian akan melahirkan suatu pemahaman/analisa mendalam dari even-even besar di daerah kita.
Kedua case studies base yaitu menekankan pada aspek studi kasus tanpa melihat aspek kronologisnya. Persoalan kasus yang diangkat menarik atau tidaknya bukan pada kasusnya melainkan pada bagaimana menarasikannya. Ketiga facts and theory base yaitu dengan lebih banyak melakukan kontekstualisasi fakta dan teori-teori dalam disiplin ilmu yang dikuasai presenter. Presenter dituntut untuk lebih banyak mengetahui perkembangan teori dalam disiplin ilmunya. Sehingga dengan demikian memudahkan ia ketika menjelaskan kepada audiens.
Bab IV Suka Duka Menjadi Penulis
KBA mengatakan bahwa terkadang ide bukan tidak muncul melainkan kelelahan menimpa penulis. Menulis adalah tentang membaca, menganalisa dengan mengerahkan daya piker kritis dan merenung memainkan ide-ide yang bergumul. Mungkin teori tidak segampang praktik ketika kita akan menuliskannya tetapi tidak ada salahnya mencoba.
KBA mengatakan bahwa ada istilah madness (bisa dikatakan kegilaan dalam dunia akademik) yaitu kegilaan yang terjadi pada seseorang saat seseorang tidak mampu mengontrol lagi apa yang berkecamuk didalam pikirannya. Sehingga ia bicara ngelantur. Orang mulai susah menangkap apa yang dibicarakannya, kegilaan telah membuat dirinya berbeda dengan orang sekitarnya. Menurut KBA ada orang-orang yang mengalaminya tetapi jarang juga orang yang mengalaminya. Ternyata kegilaan akademik yang dirasakan seseorang itu akan berakhir pada satu titik, muncul ambang batas kesadaran, antara ilmu, manusia dan pemilik ilmu. Musafir ilmu merasakan dirinya bukan siapa-siapa. Setelah putlih dari kegilaan ini seseorang itu akan terlahir kembali, maka pada tahap ini ia tidak hanya mampu memahami diri sendiri tetapi juga orang lain, tidak banyak bicara, tidak menyalahkan orang lain dan pasti bijaksana.
Menulis bagi KBA adalah hidupnya karena jika ia tidak menulis satu hari saja pasti merasa ada yang kosong dalam dirinya. Menurut KBA menulis adalah latihan bagi otak. Ia terus berproses untuk mengakrabkan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan ia tidak dapat pensiun dari menulis. Dalam memahami sebuah tulisan cenderung perlu kesiapan batin. Dengan kata lain, bahasa akal cenderung dipahami secara logik.
Bab V Cara Memahami Teori
Teori bagi KBA merupakan hasil kontemplasi yang menjelaskan suatu gejala atau beberapa gejala dalam suatu konsep atau lebih. Untuk sampai pada tahap kontemplasi (renungan) harus mengikuti suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh seorang ilmuan sehingga sadar akan kedirian akal pikirannya. Untuk itu, menemukan teori adalah pekerjaan filosofis yang menuntut kerja akal, jiwa dan tubuh. Aktivitas berteori itu adalah aktivitas setelah mendeskripsikan sesuatu kemudian merenung apa yang seang diperbuatnya. Dalam keterdiamannya, seseorang memikirkan bagaimana fenomena yang ia teliti dan menemukan keterkaitan satu dengan yang lain, hingga akhirnya ada pattern dari gejala yang didalami. Saat itulah otak membisikkan sesuatu. Sang ilmuan bisa mengalami masa transisi dari pengenalan akal ke jiwanya, proses ini bisa membangun kesadaran jiwa. Hasil penalaran akal dan batin itulah kemudian disebut teori. Jika belum pada tahap ini berarti masih hasrus benar-benar memulai pada tahap berpikir kritis.
Bab VI Belajar Dari Tokoh
Seorang KBA yang sudah menjadi tokoh hebat ternyata masih belajar banyak pada tokoh-tokoh lain, apalagi kita yang bukan siapa-siapa. Beberapa tokoh (yang disebutkan dalam buku ini) yang berpengaruh terhadap pergumulan akademik KBA adalah Kuntowijoyo, Azyumardi Azra, Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Tenas Effendy, Isaiah Berlin, Shahnon Ahmad, Bahrein T. Sugihen, Yusny Saby, Irwan Abdullah, Taufik Abdullah, M. Amin Abdullah, Sulaiman Tripa dan Mukhlisuddin Ilyas.
Bab VII Produksi Ilmu Pengetahuan Sebagai Tugas Intelektual
Sebagai seorang akademisi, KBA berusaha akan terus memproduksi ilmu pengetahuan, bagaimana tidak hal ini tertulis dalam buku bahwa KBA akan tetap beristiqamah dan bersungguh-sungguh dalam memproduksi ilmu pengetahuan. Tidak ada yang tidak mungkin jika semua produksi ilmu pengetahuan dilakukan dengan kesungguhan . kemudahan teknologi telah mengantarkan manusia saat ini seharusnya makin mudah untuk memproduksi ilmu pengetahuan tetapi kenyataannya kecerdasan otak saat ini hanya digunakan untuk bermain game online.
Produksi ilmu pengetahuan tidak akan membatasi usia seseorang. Beberapa professor yang KBA kenal terus memproduksi ilmu pengetahuan di usia senja. Otak terus memberikan stimulus bagi mereka dalam menulis. Biasanya mereka yang sudah mengalami madness tidak akan berhenti untuk memproduksi ilmu pengetahuan, mereka menjadikan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk merubah dirinya sendiri dan orang lain ke arah yang lebih baik.
Kelebihan : Pada Bab III yang menjelaskan tentang presentasi sangat menarik untuk dibaca karena KBA menguraikan model presentasi untuk kelas mengajar. KBA menawarkan model yang selama ini ia terapkan ketika mengajar di depan mahasiswa. Menempatkan mahasiswa di rimba pengetahuan sehingga mahasiswa mau membaca dan berpikir kritis dibarengi spiritual yang akhirnya menjadikan mahasiswa sebagai auto pilot student.
Kekurangan : Pada Bab IV yang harusnya menjelaskan suka duka menjadi penulis KBA lebih banyak menceritakan tentang pergumulan ilmu pengetahuan. Kesadaran jiwa dan akal yang membentuk spirit untuk menulis. Harusnya KBA menyajikan pengalaman bagaimana karyanya bisa menembus penerbit nasional dan bahkan internasional. Berapa kali naskah ia ditolak dan bagaimana cara merayu penerbit untuk menerbitkan sebuah karya tulis. Memungkinkan juga jika KBA menceritakan bagaimana perasaan ia ketika karya-karyanya diterbitkan di luar negeri.
Saran : Buku ini cocok di baca oleh semua kalangan, dijamin tidak akan membuat anda mengantuk dan bisa diselesaikan dengan cepat karena semuanya adalah hasil pengalaman KBA yang membumi. Apalagi jika buku ini dibaca bagi pemula yang ingin mendedikasikan diri dalam dunia produksi ilmu pengetahuan. Buku ini seakan-akan menjadi jalan penerang yang selama ini kita merasa masih meraba-raba dalam memulai dunia literasi. Selamat membaca!