Aku duduk memperhatikan mentari.
Di balik senja dia tertatih.
Kakinya satu.
Dia tidak pernah mengeluh di depanku.
Cintanya.
Tak pernah luntur dari sudut matanya.
Kasih sayangnya tak pernah hilang.
Usianya tua.
Tak peduli hanya kaki satu.
Hatinya tertuju untuk buah hati.
Langkahnya karena Allah memenuhi kewajibannya.
Aku menunggunya.
Dari balik jendela.
Hujan petir panas menyegat.
Tak pernah di hiraukan.
Katanya.
Demi buah hati yang sangat di cintainya.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!