Ada satu peristiwa bersejarah di dalam Umat Islam dan berjalan di bulan Sya’Ban.
Kisah yang menyatakan betapa istimewa bulan Sya'Ban ini di dalam sejarah Islam. Bagaimana kisahnya?
Jauh sebelum Nabi Muhammad singgah dan membawa wahyu bernama Islam, para umat terdahulu paling bukan miliki dua kiblat di dalam beribadah.
Pertama, Mekah khususnya kakbah yang jadi pusat peribadatan.
Kakbah dijadikan pusat ibadat khususnya mereka yang menyembah nenek leluhur dan terdapat berhala-berhala di dalamnya layaknya Latta dan Uzza, dua berhala terbesar di Mekkah.
Terhadap peziarah berkunjung berasal dari pelbagai Arab sampai Afrika dan menjadikan Kakbah sebagai area ibadah.
Sesudah Islam singgah dan berlangsung momen Fathul Mekkah, maka berhala-berhala ini dihancurkan.
Area Kedua bernama Baitul Maqdis atau biasa dikenal bersama sebutan Masjidil Aqsa.
Ini merupakan suatu masjid yang berada di Yerussalem, Palestina, dan udah berdiri ribuan th.
Umat beragama zaman dahulu, mulai berasal dari Yahudi sampai kelompok kepercayaan yang sering disebut sebagai Agama Hanif menempatkan Baitul Maqdis sebagai kiblat peribadatan dia.
Bagi yang dapat, maka akan lakukan perjalanan selama berpuluh-puluh hari untuk segera sanggup beribadah di sana.
Hanif bermakna lurus, suatu agama yang disandarkan terhadap Nabi Ibrahim dan segudang diikuti rakyat Mekkah, memfokuskan kiblatnya menuju Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina.
Menurut Martin Lings di dalam mohammed, dikisahkan para penganut agama Hanif, terhitung di dalamnya kakek Nabi Muhammad yakni Abdul Muthalib itu menjadikan Masjidil Aqsa sebagai kiblat peribadatan.
Kisah Pemindahan Kiblat, Bulan Sya’Ban Istimewa
Ketika Nabi Muhammad tiba dan membawa wahyu Islam, awalnya perintah ibadah masih belum menghadap ke kiblat di Masjidil Haram sebagaimana yang kami ketahui sekarang ini.
Proses ibadah tersebut konsisten berjalan dan umat Islam generasi awal kenabian juga melakukannya, menyandarkan paras atau tubuh ke Baitul Maqdis.
Kejadian tersebut tetap berjalan sampai proses hijrah berjalan, berasal dari Mekah menuju Madinah terhadap Rabiul Awal.
Kemudian, terhadap year kedua hijriah, Nabi Muhammad meraih perintah untuk menghadapkan Kakbah atas perintah berasal dari Allah Swt.
Kemudian, apa yang melatarbelakangi hal itu?
Di dalam sejarah Islam disebutkan, tak terhitung kelompok yang mengira bahwa Nabi membawa selebaran keagamaan yang serupa bersama agama mereka.
Martin Lings di dalam buku Mohammed mengisahkan, Hal ini berjalan lantaran para Jemaah Nab Muhammad ini menyandarkan kiblatnya ke Baitul Maqdis, persis layaknya agama Yahudi dan lebih dari satu agama leluhur di Madinah.
Nabi Muhammad pun kerap berdoa, meminta petunjuk kepada Allah SWT supaya umatnya bukan kebingungan
Sahabat Nabi Muhammad, Ibnu Abbas menceritakan bagaimana Nabi SAW tiap tiap hari berdoa sehingga diberi petunjuk berasal dari Allah perihal kiblat ini.
Ibnus Abbas berkisah, apabila sudah salam berasal dari salatnya yang menghadap ke arah Baitul Maqdis, beliau selalu menengadahkan kepalanya ke langit dan minta petunjuk.
Selanjutnya asa Nabi Muhammad ini dikabulkan Allah lewat firman-nya di dalam Surat Al Baqarah ayat 144 terkait keharusan umat Islam menghadap kiblat waktu Salat maupun ibadah lainnya.
Artinya;”Sungguh kita menyaksikan wajahmu menengadah ke langit. Maka kita sungguh akan memalingkan wajahmu ke arah kiblat yang anda sukai. Maka palingkan wajahmu ke arah Masjid al-haram dan di mana pun anda berada. (Qs. Al Baqarah: 144).
Proses pemindahan ini kiblat umat Islam ini berjalan terhadap bulan Sya'Ban, kira-kira terhadap bulan ke-16 atau 17 usai hijrah pertama Umat Islam. Berasal dari Masjidil Aqsa menuju Kakbah di Masjidil Haram, Mekah.
Kini, umat Islam di semua global ketika beribadah diwajibkan menghadap Kiblat di Kakbah. Walahu a'lam.