Foto: Spaarnestad
Setelah empat tahun perang kemerdekaan Indonesia, Belanda rela meninggalkan Indonesia. Namun, masih ada masalah yang tertinggal, yaitu masalah Irian Barat. Karena perundingan menemui jalan buntu, akhirnya disepakati bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan di kemudian hari.
Pada tahun 1957 ketegangan meningkat, Presiden Soekarno mengusir Belanda di Indonesia dan mengambil alih perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia karena masalah Irian Barat tidak terselesaikan. Situasi kemudian berkembang lebih lanjut pada tahun 1960, Presiden Soekarno menginginkan operasi militer untuk merebut Irian Barat. Kerajaan Belanda tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia, malah mempersiapkan pembentukan negara Irian yang merdeka.
Indonesia kemudian memutuskan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda dan mulai mempersiapkan operasi militer untuk merebut Irian Barat, yang diberi nama Operasi Mandala yang dimulai pada akhir tahun 1961.
Foto di atas menunjukkan saat Presiden Soekarno berpidato di depan massa di Makassar pada tanggal 4 Januari 1962. Makassar adalah kota terbesar di Indonesia Timur yang berbatasan dengan Irian Barat.
Namun, semua orang tahu bahwa perang menghabiskan banyak biaya dan menguras keuangan negara. Oleh karena itu, perang psikologis dimainkan untuk menghindari kontak fisik yang sebenarnya. Beberapa bentrokan tidak dapat dihindari, tetapi dalam skala yang sangat kecil.
Presiden Soekarno yang dekat dengan Blok Timur meminta Uni Soviet dan Yugoslavia untuk menjual peralatan perang. Pertempuran diplomatik juga dimainkan di forum PBB, masyarakat internasional mendesak Belanda untuk meninggalkan Irian Barat. Melihat perkembangan tersebut, Amerika Serikat akhirnya menarik dukungannya kepada Belanda dan meminta untuk menyerahkan urusan Irian Barat kepada PBB.
Beberapa tahun kemudian diadakan referendum yang menghasilkan keputusan bahwa rakyat Irian Barat memilih untuk bergabung dengan Indonesia.