Setelah Neymar Pergi

JAGAD sepakbola terlanjur cepat menunjuk Barcelona akan tumbang setelah kehilangan satu mata trisula mereka, Neymar, yang hengkang ke klub kaya raya Paris Saint German (PSG). Nyatanya, raksana Catalan itu masih digdaya. Ia bahkan lebih stabil setelah penyerang centil itu pergi.

Tanpa “Ney Ney”, Blaugrana asuhan Ernesto Valverde banyak mengubah gaya bermain. Formasi superior 4-3-3 yang sudah memberi banyak gelar diubah dengan adaptasi hebat. Neymar hengkang, Ousmane Dembele cedera, dan inkonstensi Gerard Delofeu tidak jadi masalah. Valverde punya opsi 4-4-2 dan lihatlah bagaimana formasi ini bekerja dengan baik. Hingga di pekan 21 Barca belum terkalahkan di La Liga.

Pecinta Barcelona bisa cepat melupakan Neymar.

Apa rahasia yang membuat Barca lebih stabil? Jawabannya adalah keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Pada formasi 4-4-2, contohnya, Valverde menjejali lini tengah dengan empat gelandang komplit. Sergio Busquets, dengan akurasi passing dan keahlian dalam mengatur tempo, menjadi jangkar sempurna. Didikan asli La Masia ini ditopang gelandang box to box Paulinho, yang secara mengejutkan melejit menjadi gelandang paling produktif La Liga dalam separuh musim.

Sang maestro Iniesta, dengan sihir di kaki-kakinya, tentu saja berpengaruh dalam orkestra serangan Barca, ditambah dengan ketangguhan Ivan Rakitic yang tak tergantikan. Empat gelandang ini menopang lini serang sekaligus memperkuat pertahanan.

Blaugrana tak perlu pusing dengan serangan dari sayap-sayap. Setelah Neymar pergi, Jordi Alba yang fasih sebagai full back menjadi senjata mematikan. Umpan tarik Alba atas respon servis Lionel Messi beberapa kali mengoyak jala lawan. Di sisi sebaliknya, gaya bermain Nelson Semedo yang belum klop bisa ditutupi sempurna oleh si kalem Sergi Roberto. Simaklah bagaimana Roberto bisa mematikan Ronaldo pada laga clasico di Estadio Bernabeu. Mantap!

Di belakang, Gerard Pique menjadi tembok tangguh. Ia padu jika dipasangkan dengan siapa saja. Saat Samuel Umtiti cedera, Pique menjadi mentor sangat baik bagi Thomas Vermaelen yang bermain cemerlang. Duet Pique-Vermaelen atau Pique-Umtiti, juga Pique-Mascherano, membuat pertahanan Barcelona sangat sulit ditaklukkan bek lawan.

Di bawah mistar gawang, Blaugrana juga punya shoot stopper kelas satu di diri Marc Andre Ter Stegen. Ia digadang-gadang sebagai kiper dengan refleks, permainan kaki serta passing terbaik di dunia. Pelapis Ter Stegen dari Belanda, Jasper Cillessen, juga tampil ciamik. Sampai 21 laga di liga, Barca baru bobol sembilan kali. Hebat, bukan?

Lalu, bagaimana di lini serang? Kepergian Neymar tak berpengaruh banyak. Lionel Messi dan Luis Suarez masih sangat menakutkan bagi lawan. Sang mesiah masih terus konsisten mencatatkan namanya di papan skor. Sementara el pistolero, Suarez, terus mencetak gol di delapan pertandingan beruntun meski sempat majal di awal musim.

Akan menarik melihat perjalanan Barca sampai akhir musim. Philippe Countinho sudah memainkan debutnya. Sebentar lagi wonderkid Perancis, Dembele, akan pulih dan menunjukkan kembali magisnya. Keduanya akan bisa mengisi lini depan bersama Messi dan Suares jika Valverde kembali ke 4-3-3.

Simak pula gaya bermain Denis Suarez yang terus berkembang, Andre Gomes semakin matang. Ada pula Carles Alena calon suksesor Busquets, dan penyerang sayap kejutan Jose Arnaiz yang tampil mengesankan saat tampil bersama seniornya di Copa Del Rey. Satu lagi, bek tangguh Yerri Mina sudah siap berlaga.

Tak ada Neymar, tak masalah! Barcelona bisa.