Gaya hidup mahasiswasteemCreated with Sketch.

in sosial •  7 years ago 

Screenshot_2018-02-02-21-30-31-59.png

Mahasiswa dan berbagai atribut baik intelektual maupun gaya hidup menjadi pesona tersendiri yang melekat pada tiap-tiap individu. Tidak bisa dipungkiri bentuk-bentuk pengejaran keinginan terhadap obyek-obyek material terlahir nyata dalam kehidupan mahasiswa. Pengejaran ini termotivasi oleh bentuk-bentuk fetisisme komoditas yang sering kali terselubung. Budaya permukaan ini mendangkalkan informasi yang harusnya dipahami secara substansial. Dari beragamnya fenomena sosial mengenai gaya hidup, kajian tersebut menjadi penting saat ini, signifikansinya adalah bahwa dalam wacana konsumerisme dan budaya popular, identitas menjadi persoalan yang serius, mengingat tidak ada ruang didalamnya bagi pengembangan apa yang disebut kesadaran diri (penyikapan reflektif) menuju identitas yang otentik.
Penelitian ini lebih difokuskan untuk meneliti bentuk-bentuk fetisisme komoditas dalam gaya hidup mahasiswa beserta dampaknya terhadap kualitas penyikapan reflektif, yang dianalisis dan dijelaskan demahasisggunakan teori masyarakat konsumsi dari Baudrillard, manusia satu dimensi dari Herbert Marcuse dan konsep habitus dari Bourdieu. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dengan pendekatan kualitatif, yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam (Indepth Interview),dan juga juga observasi lapangan, yang dilakukan terhadap ketujuh informan dengan teknik pengambilan menggunakan metode purposive.
Peneliti menemukan bahwa bentuk-bentuk fetisisme komoditas dalam gaya hidup mahasiswa dapat dilihat dari gaya hidup modern yaitu perayaan di Mall, euphoria di bioskop, maupun cyberspace merupakan beberapa bentuk yang sering difethiskan. Mahasiswa dan Mahasiswipun memilih barang-barang bermerek dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Mereka mempunyai motivasi masing-masing dalam pemilihan merek yakni sebagai bentuk ekspresi diri, mendapatkan jaminan kualitas bagus, fashionable, mengikuti mode dan trendsetter, serta adanya rasa kebahagiaan dan kebanggaan. Fetisisme komoditas pada akhirnya memberikan dampak pada penurunan kualitas penyikapan reflektif mahasiswa yakni adanya pengejaran pada situs-situs dan atribut gaya hidup dan konsumtivisme pada status symbol. Nilai-tanda dan nilai-simbol banyak dicari untuk meneguhkan identitas seseorang. Pada akhirnya pengejaran yang terjadi akan membuat identitas dan subyektivitas seseorang mengalami transformasi. Disinilah terjadi kegagalan bereksistensi dan kehilangan otensitas dirinya yang pada hakekatnya sebagai mahluk personal, yang memiliki kebebasan dalam menentukan. Ketika perilaku individu tersebut dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan kapitalisme kian bertahan dan bertambah subur.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!